Analisis kelayakan finansial produk herbal suplemen kesehatan pada CV Insani Mulia Mandiri

Kecenderungan pola hidup konsumen di dunia dewasa ini terhadap produk kesehatan yang aman, telah memacu peningkatan permintaan terhadap obat tradisional maupun biofarmaka. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produk biofarmaka. Obat herbal dengan bahan baku tanaman obat dinilai lebih aman untuk dikonsumsi. Telah diketahui bahwa tanaman biofarmaka tumbuh melimpah di Indonesia. Bukti empiris dan bukti ilmiah mengenai khasiat dari tanaman biofarmaka telah banyak dibuktikan dan beberapa di antaranya telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat. Melihat peluang ini, CV Insani Mulia Mandiri mengolah bahan baku tanaman biofarmaka menjadi produk biofarmaka yang bernilai jual tinggi. Usaha ini tergolong merupakan pendatang dalam UKM (usaha kecil dan menengah) yang bergerak dibidang pengolahan dan pengemasan produk biofarmaka. Maka perlu dikaji aspek finansial usaha CV Insani Mulia Mandiri ini. Tentunya dengan adanya usaha pengolahan ini dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar pabrik CV Insani Mulia Mandiri ini. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kelayakan finansial produk herbal CV Insani Mulia Mandiri. (2) menganalisis sensitifitas kelayakan usaha produk herbal terhadap kenaikan biaya bahan baku dan penurunan pendapatan yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan di CV Insani Mulia Mandiri, Rawa Kalong, Gunung Sindur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa usaha ini masih baru dan belum pernah ada penelitian tentang studi kelayakan di perusahaan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder . Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada pemilik usaha dan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur-literatur. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan produk herbal CV Insani Mulia Mandiri terdiri dari : Biaya tetap sebesar Rp. 9.581.700,- pada tahun pertama dan Rp. 35.631.700,- pada tahun kedua untuk produk jahe merah, Sementara Biaya tetap sebesar Rp. 2.800.000,- pada tahun pertama dan Rp. 15.810.000,- pada tahun kedua untuk produk habbatusauda dan sari kurma. Biaya Variabel untuk produk jahe merah didapat sebesar Rp. Rp. 190.418.200,- pada tahun pertama dan Rp. 187.184.000,- pada tahun kedua. Biaya Variabel untuk produk habbatusauda didapat sebesar Rp. Rp. 83.504.000,- pada tahun pertama dan Rp. 80.892.000,- pada tahun kedua. Biaya Variabel untuk produk sari kurma didapat sebesar Rp. Rp. 64.668.000,- pada tahun pertama dan Rp. 66.470.000,- pada tahun kedua. Hasil analisis kelayakan finansial produk herbal CV Insani Mulia Mandiri dengan modal 100% milik sendiri dinyatakan layak, baik itu dari perhitungan xi masing-masing produk maupun perhitungan dari kombinasi beberapa produk. Hal ini terbukti dengan nilai Net Present Value (NPV) bernilai positif pada diskon faktor 15 persen, Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (15 persen), dan nilai Net B/C Ratio lebih besar dari satu, serta Payback Period yang relatif cepat. Hasil analisis sensitifitas menunjukan bahwa usaha produk herbal CV Insani Mulia Mandiri dari berbagai perubahan yang diasumsikan yaitu kenaikan biaya bahan baku sebesar 10 persen dan penurunan pendapatan 10 persen menunjukan usaha ini masih layak dijalankan. Secara keseluruhan, pengolahan produk herbal CV Insani Mulia Mandiri tersebut masih layak dijalankan, namun dilihat dari hasil analisis sensitifitas usaha ini tahan terhadap perubahan-perubahan biaya tetapi apabila terjadi penurunan penerimaan yang mungkin terjadi pada produk jahe merah dan kombinasi antara jahe merah dan habbatusauda maka usaha ini akan mengalami kerugian. Diharapkan pemilik CV Insani Mulia Mandiri ini memiliki buku laporan keuangan dan database agar dapat diketahui seluruh pengeluaran dan penerimaan usaha produk herbal yang dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan selama ini mengalami keuntungan atau kerugian, serta mencari alternatif bahan baku yang lebih murah guna meningkatkan jumlah pendapatannya