Pengaruh status sosial keluarga terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Islam siswa di Sekolah Dasar Islam Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosial keluarga terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa di SDI Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan di SDI Nurul Iman yang beralamat di Jl. Jl. Kesehatan VII Komplek Pondok Bambu Permai BI A-5/1 Jakarta Timur . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan deskriptif korelasional untuk mengungkapkan pengaruh variabel status sosial keluarga terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDI Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDI Nurul Iman tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 40 siswa yang diambil dengan teknik penarikan sampel secara acak proporsional (proportional random sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan persentase yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan korelasi product moment dari Pearson yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh status sosial keluarga terhadap motivasi belajar PAI siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara status sosial keluarga dengan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SDI Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur. Berdasarkan uji korelasi dengan rumus Product Moment diperoleh koefisien korelasi rxy sebesar 0,790. Nilai rxy tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada ? = 0,05 dan n = 40 yaitu 0,312, maka dapat dinyatakan 0,790 > 0,312 yang berarti terdapat pengaruh yang positif antara status sosial keluarga dengan motivasi belajar PAI. Besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 62,47%, artinya pensentase variasi motivasi belajar PAI siswa (Y) yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu status sosial keluarga (X) adalah sebesar 62,47%, sedangkan sisanya sebesar 37,53% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel status sosial keluarga seperti komitmen belajar siswa, gaya mengajar guru, lingkungan belajar yang kondusif dan lain-lain