Politik dan feminisme dalam islam (Pemikiran KH. Husein Muhammad tentang kepemimpinan perempuan)

Kepemimpinan perempuan merupakan suatu persoalan yang sampai saat ini masih kontroversial. Karena melihat posisi perempuan dalam ranah publik sangatlah minim yang kemudian perempuan selalu diposisikan dalam tatanan privat dan selalu jadi objek. Hal ini yang kemudian menjadikan perempuan terdiskriminasi, dimarjinalkan serta hak-haknya tertindas.Tuntunan zaman tidak bisa lagi dilawan, perempuan melakukan gerakan emansipatoris yang disebut dengan feminisme. Perjuangan demi perjuangan terus dilakukan oleh kaum feminis baik dalam dunia Barat maupun dalam Islam. Memang harus diakui bahwa dalam Islam sendiri tidak secara eksplisit menjelaskan tentang feminisme. Namun dari sini kemudian ada titik temu antara Islam dan Barat yakni dalam ruang lingkup keadilan sehingga tidak ada diskriminasi dan kesenjangan sosial antara perempuan dan laki-laki. Karena feminisme sendiri merupakan alat untuk menganalisis dan melihat permasalahan sosial, ekonomi, politik yang mengarah pada transformasi masyarakat dari struktur yang tidak adil menuju sistem yang adil bagi laki-laki dan perempuan. Melihat persoalan ini kemudian KH. Husein Muhammad yang notabene kyai dengan gigih memperjuangkan hak-hak perempuan. Beliau melihat bahwa persoalan ketidakadilan yang terjadi pada perempuan kemudian dibenarkan oleh agama. Padahal agama sendiri tidak mungkin bersikap kurang adil dengan sesama manusia, justru semua agama mengajarkan tentang kasih sayang baik kepada sang khalik maupun sesama makhluk tanpa membedakan jenis kelamin. Perempuan tidak menjadi persoalan untuk menjadi pemimpin politik, karena semua manusia baik itu laki-laki maupun perempuan dipertanggungjawabkan atas kepemimpinannya