Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada penjamah sate di wilayah Kecamatan Setiabudi Jakarta Tahun 2013

Gangguan fungsi paru merupakan prioritas utama gangguan kesehatan di tempat kerja. Berdasarkan hasil pengukuran lingkungan kerja pada 10 warung sate di wilayah kecamatan Setiabudi Jakarta dihasilkan rata-rata kadar CO melebihi nilai ambang batas yaitu sebesar 36,36 ppm dan terdapat 60 % penjamah sate memiliki keluhan yang mengindikasikan terjadinya gangguan fungsi paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya gangguan fungsi paru pada penjamah sate di wilayah Kecamatan Setiabudi Jakarta Tahun 2013, yang terdiri dari variabel paparan CO, umur, status gizi, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, masa kerja, dan waktu kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan epidemiologi analitik dengan desain cross sectional study. Metode sampling yang digunakan yaitu accidental sampling dan sampel penelitian sebanyak 60 penjamah sate. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa spirometer, timbangan badan, microtoise, multi log gas detector dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik dengan rumus chi square dan t independent. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan sebesar 78,3% penjamah sate mengalami gangguan fungsi paru. Kemudian berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok (Pvalue = 0,046) dan masa kerja (Pvalue = 0,005) dengan gangguan fungsi paru pada penjamah sate. Untuk menurunkan resiko gangguan fungsi paru pada penjamah sate di wilayah Kecamatan Setiabudi Jakarta, disarankan agar menggunakan masker selama melakukan proses pengolahan sate dan penjamah sate harus meninggalkan kebiasaan merokok dengan cara mengurangi konsumsi rokok secara bertahap, mengganti rokok dengan camilan sehat, serta berolahraga secara teratur