Tingkat kesehatan bank umum syariah menggunakan metode RGEC pada periode 2009-2013

Bank syariah yang mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi harus menjaga kepercayaan para nasabahnya. Untuk menjaga kepercayaan para nasabahnya, tingkat kesehatan bank syariah sangatlah penting. Dengan dikeluarkannya POJK Nomor 8/03/2014 pada bulan Juni 2014 maka bank umum syariah memiliki aturan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan. Cakupan penilian tersebut adalah berdasarkan pendekatan resiko. Faktor-faktor yang dinilai adalah Risk profile, GCG, earnings dan capital. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia bila dinilai dengan metode RGEC. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan tahunan BUS pada tahun 2009 sampai 20013. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif komparatif dalam analisisnya dengan subjek penelitian adalah empat BUS di Indonesia, yaitu: Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah Indonesia, dan Bank Panin Syariah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya Bank Umum Syariah yang dinyatakan tidak sehat. Hasil dari penelitian mengatakan bahwa hanya ada BankUmum Syariah dengan predikat sangat sehat, sehat dan cukup sehat. Predikat terendah adalah cukup sehat yang dialami BMI pada tahun 2009. Dalam penelitian ini bank umum syariah yang paling direkomendasikan adalah BSM karena selama empat tahun mempunyai predikat bank sangat sehat. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar dilakukan kepada seluruh bank umum syariah yang ada di Indonesi