Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu dengan prkatek inisiasi mwnyusu dini (IMD) di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2010

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, yaitu relatif tinggi yaitu 31,04/1000 Kelahiran Hidup dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Tingginya AKB di Indonesia diperkirakan berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan SDKI 2007 adalah 32,3%. Berdasarkan studi pendahuluan pada 30 ibu yang telah melakukan IMD diketahui ada 53,3% yang belum memberikan ASI secara eksklusif. Hasil ini belum memenuhi target Depkes yaitu 80%. Hal ini dimungkinkan oleh faktor-faktor yang melatarbelakangi pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan 154 sampel dengan teknik multistage cluster sampling. Dilakukan selama September 2009-Juli 2010 yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan praktek IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2010, yaitu, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, persepsi, penyuluhan ANC, dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan keterpaparan promosi susu formula. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi square dan Independen Sampel T-test dan dilanjutkan dengan analisis multivariat. Hasil analisa multivariat menunjukan bahwa dari 11 variabel yang diteliti variabel persepsi merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, yaitu (Pvalue = 0,009);OR=2.400 (95%CI:1.250-4.609), sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu umur (P value = 0.0292), Pendidikan (Pvalue = 0.053), Paritas (Pvalue = 0.051), Pekerjaan (P value = 0.803), Pengetahuan (P value=0.526), Sikap (P value=0.258), Penyuluhan ANC (P value=0.067), Dukungan keluarga (Pvalue=0.320), Dukungan petugas kesehatan (pvalue = 0.513), dan Keterpaparan promosi susu formula (Pvalue= 0.626). Pada penelitian ini jumlah ibu yang melakukan pemberian ASI eksklusif adalah 47,4%. Hal yang disarankan kepada petugas kesehatan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kader daerah untuk meningkatkan perannya melalui penyuluhan yang aktif, terarah, kontinyu, sesuai dengan sosial budaya agar mengubah persepsi masyarakat melalui wadah laktasi seperti pojok ASI, klinik laktasi, KP-ASI/KP-ibu, praktek dokter/bidan, Konsultasi lewat telepon mengenai ASI eksklusif dan seputar masalah menyusui dan solusinya kepada ibu dan suami atau keluarga agar termotivasi dan demi peningkatan pemahaman yang mengubah ke arah perilaku menyusui mulai dari awal masa kehamilan (antenatal) hingga melahirkan (pasca natal)