Gambaran mekanisme koping klien rehabilitasi napza di rumah sakit ketergantungan obat Jakarta

Selama mengikuti program rehabilitasi setiap individu memiliki masalah dan sumber stres berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Kondisi atau masalah tersebut dapat menyebabkan individu menjadi stres sehingga individu akan melakukan sesuatu untuk mengatasi stres yang dialami ataupun melakukan usaha untuk mengontrol, mengurangi, atau mentolelir tekanan dan ancaman yang dianggapnya mengganggu secara emosianal atau yang dianggap dapat mengancam kehidupannya yang disebut mekanisme coping. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran mekanisme coping klien rehabilitasi NAPZA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO). Tujuan umum dari penelitian ini adalah Mengetahui gambaran mekanisme koping klien rehabilitasi NAPZA di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta. Sedangkan tujuan khususnya ialah menggambarkan masalah yang dihadapi klien akibat ketergantungannya dan mengidentifikasi mekanisme coping klien dalam mengatasi masalahnya. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif studi kasus. Populasi pada penelitian ini adalah klien yang sedang menajalani program rehabilitasi. Sampel yang diambil sebanyak 3 informan kunci, dan 6 informan pendukung dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi data. Teknik analisa data dengan reduksi data, display data, analisa isi dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini mekanisme coping yang digunakan klien pada saat menghadapi masalahnya bersifat adaptif yaitu focusing and veniting of emotion dan mental disengagement dengan mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi ke konselor ataupun ke teman-teman sesama residen atau dengan mengalihkan dengan sesuatu yang sifatnya sementara, selain itu klien juga menggunakan strategi coping seperti emotional focused coping terutama digunakan pada saat mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesehatan dalam bentuk self care dan positive reappraisal. Tapi adakalanya klien juga menggunakan mekanisme coping yang mal adafptif yaitu perilaku menarik diri. Sebaiknya residen lebih diberikan dukungan baik informasi ataupun kenyamanan emosi untuk meminimalkan stressor yang ada agar individu menjadi lebih kuat, lebih terintegrasi dalam menghadapi stressor yang ada