Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku safety riding siswa SMA Budi Mulia Tangerang tahun 2008

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah perilaku pengendara yang buruk. Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah kejadian kecelakaan ialah dengan cara menerapkan perilaku aman dalam berkendara sepeda motor atau lebih dikenal dengan istilah safety riding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku safety riding siswa SMA Budi Mulia Tangerang tahun 2008. Didalamnya akan dibahas mengenai pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengemudi sebagai faktor yang diduga mempengaruhi perilaku safety riding. Pengumpulan data variabel dependen (perilaku safety riding) dan variabel independen (pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengemudi) menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Budi Mulia Tangerang yang mengendarai sepeda motor ke sekolah yang berjumlah 156 siswa, sedangkan yang menjadi sampel ialah siswa SMA Budi Mulia yang mengendarai sepeda motor yang dipilih secara random dengan menggunakan metode sistematic random sampling sejumlah 86 orang. Jumlah sampel yang diperoleh merupakan jumlah sampel minimal untuk memenuhi penelitian ini sehingga dalam prosesnya jumlah tersebut boleh bertambah banyak namun tidak boleh berkurang. Pada saat pelaksanaan pengambilan data diperoleh responden sebanyak 101 orang. Dengan demikian, jumlah responden dalam penelitian ini berubah menjadi 101 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 101 siswa pengendara sepeda motor SMA Budi Mulia Tangerang, terdapat 53 (52,5%) siswa yang berperilaku aman, sedangkan 48 (47,5%) yang berperilaku tidak aman. Dengan demikian, proporsi responden yang berperilaku aman lebih banyak daripada responden yang berperilaku tidak aman. Akan tetapi, sebanyak 89,1% responden pernah melanggar lalu lintas. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden pernah berperilaku tidak aman dalam berlalu lintas. Selain itu, berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis chi square diperoleh hasil terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengemudi dengan perilaku safety riding (perolehan Pvalue masing-masing= 0,001, 0,002, 0,042, dan 0,005). Dengan demikian, disarankan bagi siswa untuk menumbuhkan perilaku safety riding, seperti mematuhi peraturan lalu lintas dengan kesadaran yang tinggi dan berkendara sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu disarankan untuk mengenakan safety gear (perlengkapan berkendara), sepeti helm, sarung tangan, jaket, dan sepatu dalam berkendara sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan bila terjadi kecelakaan. Kemudian disarankan bagi siswa yang belum memiliki SIM untuk memperoleh SIM dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk pihak SMA Budi Mulia Tangerang disarankan mengupayakan program sekolah yang berkaitan dengan pembentukan perilaku safety riding seperti mengatur penggunaan helm dalam mengendarai sepeda motor saat perjalanan menuju dan pulang dari sekolah dalam upaya mendukung peraturan pemerintah untuk berperilaku aman berlalu lintas. Kemudian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa pengendara sepeda motor SMA Budi Mulia Tangerang terhadap perilaku safety riding melalui pendidikan ekstrakurikuler ataupun kurikulum pendidikan. Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran perilaku safety riding pengendara terhadap kecelakaan sehingga keselamatan berlalu lintas dapat terwujud dan memasukkan variabel yang belum terdapat pada penelitian ini