Praktik gadai di kalangan masyarakat Desa Argapura Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dalam perspektif hukum Islam

Gadai atau rahn adalah salah sayu bentuk muamalah yang ada dalam ajaran agama islam.Rosulullah s.a.w pernah melakukan praktik gadai dengan seoarang yahudi.beliau menggadaikan baju besinya dengan makanan. Gadai merupakan tindakan menjaminkan suatu barang atas pinjaman uang dengan syarat dan rukun yang ditentukan serta waktu yang ditentukan .jadi yang membedakan dengan pinjaman biasa yaitu adanya penyerahan barang jaminan dari pihak peminjam atau oleh pihak rahin kepada pihak penggadai atau murtahin. Apabila merujuk pada hikmah dan hakikatgadai maka akan kita mengetahui betapa islam memerintahkan umatnyauntuk selalu saling tolong menolong antara orang yang sedang terdesak dengan orang yang mempunyai kelebihan rijki. Namun demikian tidak semua orang yang beragama islam bahkan mungkin sebagian besar dari umat islam tidak atau kurang mengetahui tata cara gadai menurut ajaran agama islam.termasuk dikalangan masyarakat Desa Argapura kecamtan Cigudeg kabupaten Bogor.mereka melakukan praktik gadai hanya berdasarkan adat dan kebiasaan mereka.apabila ada orang yang mengalami kesulitan uang dan ia mempunyai barang yang akan digadaikan maka orang itu mencari orang lain yang mau menggadai barang yang akan digadaikan.setelah terjadi kesepakatan maka barang jaminan itu diserahkan baik fisiknya atau hak menguasainya oleh pihak pemilik barang kepada panggadai.karena nilai barang yang dijaminkan itu lebih besar daripada nilai pinjaman dan diberikanya kekuasaan untuk mengambil manfaatnya, maka banyak masyarakat Desa Argapura yang mau melakukan transaksi akan gadai. Penomena praktik gadai semacam itu tentu bertolak belakang dengan yang diajarkan oleh syariat agama islam yaitu tolong menolong itu hendaknya dilakukan dengan tulus tanpa mengharakan balasan duniawi. Jumhur ulama berpendapat bahwa pemanfaatan barang jaminan oleh pihak penggadai adalah tidak dibenarkan dan tidak dibolehkan kalaupun barang jaminan itu berupa hewan ternak maka mengambil manfaat yang dibolehkan hanya sebatas untuk mengganti biaya yang dikeluarkan dalam memelihara dan mengurus hewan it