Pengaruh waktu perebusan terhadap kadar senyawa B-glukan dari ekstrak air jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) dan uji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPHs

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) mengandung senyawa ?-glukan yang larut dalam air dan larut dalam alkali. ?-glukan merupakan suatu polimer glukosa yang saling terhubung melalui ikatan ?-1,3 atau ?-1,6. ?-glukan diketahui menyusun 80-90% dinding sel jamur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu perebusan terhadap kadar senyawa ?-glukan larut air yang diperoleh. Senyawa ?-glukan diperoleh dengan perebusan yang didasarkan pada prinsip pemanasan dengan aquadest pada suhu 100�C selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 jam yang dilanjutkan dengan presipitasi oleh etanol pada suhu 4�C selama 24 jam dan diakhiri dengan pengeringan freeze drying. Ekstrak kering yang diperoleh diukur kadar senyawa ?-glukannya dengan metode megazyme enzymatic kits. Hasil penelitian menunjukkan perebusan selama 3 jam menghasilkan rendemen ekstrak kering tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,71% dan kadar senyawa ?-glukan meningkat pada perebusan selama 3 jam dengan nilai rata-rata sebesar 18,97% dengan perbedaan secara signifikansi pada taraf 0,05. Karena diketahui mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, maka bioaktivitasnya diuji dengan aktivitas antioksidan menggunakan metoda DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) yang diukur absorbansinya pada ? 517 nm. Aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan pada perebusan selama 3 jam yang ditandai dengan nilai IC50 sebesar 24.513 ppm. Nilai IC50 ini jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai IC50 vitamin E sebagai antioksidan alami sebesar 102,11 ppm dan nilai IC50 BHA sebagai antioksidan sintetis sebesar 44,66 ppm, semakin kecil nilai IC50 berarti semakin kuat aktivitas antioksidannya