Sistem pemerintahan Islam: Studi komparatif pemikiran Abul A'la Al Maududi dengan Taqiyuddin An-Nabhani

Masalah utama skripsi ini yaitu pemikiran Politik dan aktivitas politik Abul A?la Al Maududi (disingkat: Maududi) dan Taqiyuddin An-Nabhani (disingkat: An- Nabhani) dalam upaya penerapan sistem pemerintahan Islam. Serta persamaan dan perbedaan pemikiran dan kiprah politik keduanya dalam upaya penerapan sistem pemerintahan Islam. Sedangkan tujuan penelitian untuk Menjelaskan pemikiran politik dan aktivitas politik Maududi dan An Nabhani dalam upaya penerapan sistem pemerintahan Islam. Serta untuk perbandingan pemikiran politik dan kiprah politik keduanya dalam upaya penerapan sistem pemerintahan Islam. Metode penelitian skripsi menggunakan pendekatan sejarah (historical approach). Dan normatif. Selanjutnya pemikiran keduanya dikomparasikan untuk diperoleh penelitian yang cukup proposional. Jenis Penelitian menggunakan metode kepustakaan (library research), Jenis data yang dipergunakan kualitatif, dan Sumber Data Objek penelitian adalah buku pemikiran politik Islam keduanya baik dari Sumber primer, yaitu karya Maududi, Khilafah dan Kerajaan. Dan karya An- Nabhani, Nizhamul Hukmi fi Islam,. Dan Sumber sekunder, yaitu karya-karya Maududi dan An-Nabhani lainnya. Analisis data yang digunakan yaitu kualitatif. Metode pembahasan skripsi dengan deskriptif komparatif, kemudian menganalisanya secara komprehensif. Selanjutnya mengkomparasikan dengan pemikiran tokoh lain serta mengkritisinya secara proposional. Tujuan Maududi mendirikan Jamaat-i Islami untuk mendirikan Negara Khilafah. Sedangkan Tujuan An-Nabhani mendirikan Hizbut Tahrir adalah untuk mengembalikan institusi khilafah. Keduanya berpendapat bahwa satu-satunya jalan untuk umat Islam bisa bangkit dan kembali memimpin dunia adalah kembali ke ideologi Islam secara total, dengan khilafah sebagai institusinya. namun keduanya berbeda dalam penafsirannya. Misalnya, Maududi membolehkan banyaknya Negara khilafah, sedangkan An-Nabhani mengharamkannya. Dalam organ pemerintahan, Maududi memakai trias politika: eksekutif, legislatif, yudikatif. Sedangkan An- Nabhani mempopulerkan lembaga dan istilah, seperti mu'awin tawidl, mu'awin tanfidz, majelis umat. Akan tetapi banyak pula persamaannya, terutama dalam pilarnya. Misalnya, kedaulatan hak Allah, kekuasaan di tangan kaum muslim. Banyak lagi perbedaan mendasar dan persamaan sistem khilafah yang ditawarkan An-Nabhani dan Maududi yang perlu dieksplorasi