Pembuatan adsorben alkanolamina berpenyangga zeolit alam untuk penengkapan CO2

Penggunaan senyawa alkanolamina (MDEA) dalam mengabsorpsi CO2 banyak dilakukan di industri seperti pada pemurnian gas alam. Umumnya amina dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 30% hingga 40%, namun metode ini terdapat banyak kelemahan yaitu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memanaskan H2O yang ada di dalam larutan amina berair selama tahap regenerasi atau pada proses pelepasan kembali CO2. Oleh karena itu untuk mengurangi jumlah air digunakan zeolit alam sebagai fasa pendukung. Zeolit alam diaktivasi dengan asam klorida 5N dan dilanjutkan impregnasi MDEA ke dalam pori zeolit pada beberapa variasi kosentrasi MDEA yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20%. Identifikasi terhadap sampel adsorben dilakukan pengujian-pengujian yaitu penentuan luas permukaan, total volume pori, dan diameter pori rata-rata, uji absorbansi gugus amina menggunakan alat FTIR, penentuan jenis batuan menggunakan XRD dan SEM, dan uji kapasitas adsorpsi CO2 dari adsorben pada suhu ruang menggunakan unit alat uji adsorpsi CO2 sistem batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit alam yang berasal dari Bayah mempunyai komponen tipe mordenit, klinoptilolit dan kuarsa. Kapasitas adsorpsi CO2 pada kondisi tanpa H2O sangat kecil dimana tidak ada kenaikan kapasitas adsorpsi CO2 pada sampel sesudah impregnasi MDEA pada zeolit. Kapasitas adsorpsi CO2 dari adsorben meningkat dengan adanya H2O. Sebagai contoh pada konsentrasi MDEA 20% kapasitas adsorpsi CO2 tanpa H2O adalah 0,16 mmol CO2/gr zeolit dan setelah penambahan H2O pada adsorben sebesar 0,58 mmol CO2/gr zeoli