Perspektif Islam tentang pendidikan tauhid dalam keluarga

Agama Islam tidak hanya mengatur bagaimana cara beribadah dan berbakti kepada Allah, tetapi juga mengatur bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak, hidup bersama dalam keluarga atau rumah tangga, masyarakat dan bangsa. Ibu dan bapak adalah guru dan pemimpin dalam setiap rumah tangga dan mereka bertanggung jawab atas keluarganya. Islam dengan tegas menyatakan kedudukan seorang anak. Ia bisa menjadi cahaya hati atau sumber fitnah bagi orang tuanya. Kelalaian orang tua dalam mengarahkan anak akan berakibat fatal. Oleh karena itu Islam memformulasi konsep tentang bagaimana sebuah keluarga dapat menjadi wahana edukasi tentang tauhid bagi anggota keluarganya yang mana merupakan tanggungjawab besar dalam menumbuhkan anak di atas dasar akidah keimanan, yaitu dengan menanamkan keimanan kepada Allah, keimanan kepada malaikat, keimanan kepada kitab-kitab, keimanan kepada rasul, keimanan kepada hari akhir dan keimanan kepada taqdir. Urgensi pendidikan tauhid dalam keluarga yang dimaksud adalah kerangka konseptual yang berisi ide, gambaran, pengertian, serta pemikiran tentang materi dan metode serta urgensi pendidikan tauhid dalam keluarga yang dapat diterapkan oleh para orang tua untuk menumbuhkan kodrat anak. Agar mereka menjadi manusia muslim yang benar-benar meyakini keesaan Allah swt, serta dapat mengamalkan ketauhidan yang ia miliki dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Ruang lingkup pendidikan tauhid dalam keluarga secara khusus terfokus pada rukun iman yang enam, yakni : Iman kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir, Qadha dan Qadhar. Dengan demikian, Islam memiliki konsep tersendiri dalam menumbuh besarkan seorang anak dalam sebuah keluarga, sejak pertumbuhannya atas dasar konsep pendidikan iman dan atas dasar ajaran Islam sehingga ia terikat oleh akidah dan ibadah Islam dan berkomunikasi dengan Tuhannya lewat sistem dan peraturan Islam. Setelah pengarahan dan bibmbingan ini, ia tidak mengenal selain Islam sebagai agama, Al-Qur�an sebagai imam, dan Rasul sebagai pimpinan dan panuta