Muhammad dalam Kajian Karen Armstrong

Muhammad menjadi figur yang sangat penting bagi kalangan sarjana Barat karena keberhasilannya, baik dari segi spiritual maupun dari segi politik. Sejarah mencatat bahwa baru beberapa tahun Muhammad di angkat menjadi seorang nabi, ia telah mampu merubah tradisi Arab yang pada saat itu adalah penyembah berhala ke monoteisme (percaya kepada satu Tuhan). Selain itu Muhammad juga mampu mengubah Arab menjadi kebudayaan yang luar biasa dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam. Seiring berjalannya waktu Islam terus menyebar ke wilayah-wilayah baru yang tidak hanya di Arab tetapi juga ke Eropa. Di Barat, Islam memiliki citra negatif yang disebabkan oleh ekspansi-ekspansi yang dilakukan umat Islam. Islam dipandang sebagai agama pedang yang memaksakan agamanya dengan jalan peperangan. Lebih dari itu, Muhammad juga dipandang sebagai penipu ulung yang membangun agama yang penuh kekerasan dengan pedang untuk menjajah dunia. Pandangan-pandangan negatif tentang Muhammad ini merupakan salah satu ide yang diterima oleh sarjana Barat sejak abad Pertengahan. Seiring pandangan-pandangan negatif tersebut banyak dari sarjana Barat yang berusaha menghilangkan prasangka negatif tentang Muhammad, salah satunya adalah Karen Armstrong. Sebagai seorang sarjana Barat, Karen berusaha menilai figur Muhammad berdasarkan informasi dari dua arah yaitu dari umat Islam sendiri maupun dari kalangan sarjana Barat yang mayoritas beragama Kristen. Selain itu juga, Karen juga menganut paham monoteisme freelance yang berarti tidak berafiliasi terhadap agama manapun namun tetap mengakui akan satu Tuhan (monoteisme), sehingga pandangan Karen memungkinkan lebih objektif. Karen sendiri menulis tentang Muhammad dalam dua karyanya yaitu Muhammad: sebuah biografi kritis dan Muhammad: prophet for our time berusaha memberikan pandangan tentang Muhammad tanpa melihat pandanganpandangan yang berkembang pada abad Pertengahan saat itu. Bukunya yang pertama (Muhammad: sebuah biografi kritis) merupakan respon terhadap kasus novel The Satanic Verses yang dalam novel ini menjelek-jelakan Muhammad. Kemudian bukunya yang kedua (Muhammad: prophet for our time) ditulis dalam konteks peristiwa 9/11 yang mana Karen beranggapan bahwa pandangan negatif tentang Muhammad pada abad pertengahan belumlah hilang. Dalam dua buku ini Karen menggunakan metode pendekatan historis sosial-psikologinya. Kemudian dalam skripsi ini, penulis akan membatasi tiga pandangan Karen Armstrong terhadap Muhammad. Pertama kenabian Muhammad, kedua pernikahan Muhammad dan ketiga politik Muhammad. Berdasarkan penelitian penulis, pendangan Karen terhadap tiga tema tersebut cenderung objektif