Analisis prosedur bagi hasil produk mudharabah pada �pembiayaan koperasi karyawan untuk para anggota (PKPA)� Bank Syari'ah Mandiri cabang Bintaro, Tangerang Selatan

Bank Syariah lahir Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sebagai salah satu alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga dengan riba, karena Bank Syariah merupakan lembaga keuangan/ perbankan yang beroperasi dan produknya sesuai dengan prinsip dasar, tanpa menggunakan sistem bunga, melainkan Bagi Hasil. Pembiayaan bagi hasil menggunakan prinsip syariah berupa Mudharabah yang merupakan pembiayaan yang dananya secara total (100 %) diberikan oleh Bank kepada nasabah dan nasabah sebagai pengelola usaha dari pembiayaan tersebut, dimana keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati. Nisbah tidak ditentukan secara mutlak baik dalam peraturan perbankan Indonesia maupun dalam Syariah Islam. Pemerintah memberikan keleluasaan pada Bank untuk menentukan sendiri nisbahnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis bagi hasil produk Mudharabah pada pembiayaan PKPA yang dilakukan oleh BSM. Bahwa analisis bagi hasil produk mudharabah pada PKPA Bank Syariah Mandiri telah menerapkan prinsip pembiayaan sesuai Syariah dengan Fatwa Dewan Syariah Nasiona No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah setiap transaksi pembiayaan dengan memperhatikan akad, jangka waktu pembiayaan, persyaratan nasabah memperhatikan prinsip 5C (prudential Principle) Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif degan desain analis deskriptif yaitu dengan cara menerapkan informasi faktual yang diperoleh dari Product Development Devision (PDD) Bank Syariah Mandiri (BSM). Teknik pengumpulan data berupa observasi yaitu penulis terjun langsung di PDD agar mendapatkan data yang lebih akurat dan aktul dan objektif, melakukan wawancara terstruktur dan lebih mendalam dengan Marketing Intern dan Staff ROB (Retail Officer Banking)serta dokumentasi. Hasil dari penelitian yang didapat dalam penentuan faktor pembiayan Bank Syariah Mandiri Bintaro sangat memperhatikan prinsip 5C, Character yang dilihat yaitu Kopkar dan Karakter anggota, Capacity dapat dilihat pada kemampuan dalam pembayaran angsuran, collateral (jaminan) tidak diterapkan dalam pembiayaan ini, Capital (modal), dan Condition of Economy. Sistem bagi hasil pada BSM Bintaro bahwa Pada akad Mudharabah dinyatakan bahwa pembayaran angsuran Nasabah digunakan untuk pembayaran angsuran pokok hutang terlebih dahulu dengan perincian pembayaran, Besarnya nisbah Bank disepakati di awal yang didasarkan atas outstanding pembiayaan pada awal bulan yang bersangkutan dengan perhitungan expected return Bank pola annuitas, sehingga di mungkinkan nisbah Bank menurun setiap bulan. nisbah Bank dan Nasabah dapat berubah akibat adanya pelunasan di percepat atau sebagian dari anggota Nasabah. Atas perubahan tersebut dituangkan pada addendum akad mudharabah yang di sepakati dengan nasaba