Eskatologi Islam: konsep surga-neraka (perspektif Mu?ammad ?usayn ?ab??ab?�?)

Secara etimologi, eskatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eschatos yang artinya adalah �hal-hal terakhir�. Sedangkan secara terminologi, eskatologi merupakan pengetahuan tentang keyakinan-keyakinan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir kehidupan manusia dan dunia, seperti kematian, Hari Kiamat, Kebangkitan kembali, Pengadilan akhir, serta surga dan neraka. Salah satu tema dalam diskursus eskatologi yang menjadi perdebatan di kalangan pemikir muslim di sepanjang sejarah, baik kalangan teolog muslim (mutakallim?n) maupun para filosof Islam adalah surga dan neraka. Dalam hal ini, penulis mengkaji pemikiran eskatologi Mu?ammad ?usayn ?ab??ab?�?. Tokoh ini penulis pilih karena menurut penulis pemikiran eskatologis-nya dapat merepresentasikan pemikiran eskatologi kalangan Syi�ah Im?miyyah. Menurut Mu?ammad ?usayn ?ab??ab?�?, surga dan neraka telah ada pada saat ini dan setelah kewujudannya surga dan neraka bersifat kekal. Walaupun di dalam al-Qur�an Q.S al-Qa?a?: 88 menginformasikan bahwa segala sutu akan hancur dan binasa, namun dalam hal ini surga dan neraka tidak termasuk dalam kehancuran tersebut. Pemikiran Mu?ammad ?usayn ?ab??ab?�? tesebut tentu bertolak belakang sekali dengan pemikiran kalangan Mu�tazilah yang menyatakan bahwa surga dan neraka belum ada pada saat ini dan akan diciptakan setelah kehancuran total. Pendapat kalangan Mu�tazilah tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa apabila surga dan neraka telah diciptakan, kemudian tidak digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama, tentu membuat penciptaan surga dan neraka tersebut menjadi sia-sia padahal Allah tidak pernah berbuat dan menciptakan sesuatu secara sia-sia. Surga dan neraka juga dipahami Mu?ammad ?usayn ?ab??ab?�? sebagai tempat manusia memperoleh keadilan seadil-adilnya. Hal ini disebabkan keadaan manusia di dunia ini yang tidak pernah memperoleh imbalan maksimal dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Jadi, surga dan neraka merupakan konsekuensi logis dari tuntutan manusia mencari keadilan tersebu