Peran penyuluh Agama dalam pembinaan akhlak wanita tuna susila panti sosial bina karya wanita harapan mulia Jkaarta Barat

Wanita tuna susila adalah seorang wanita yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah, secara berulang dan bergantian untuk mendapatkan imbalan uang, materi, dan jasa. Adanya wanita tuna susila adalah penyakit masyarakat dimana si wanita menjual dirinya, melalui perbuatanperbuatan seksual sebagai mata pencaharian atau penyerahan diri dari wanita kepada banyak lelaki dengan imbalan baik berupa uang ataupun hadiah, yang mempunyai kebiasaan melakukan hubungan kelamin diluar nikah baik dengan jasa maupun tidak. Peran penyuluh agama dalam pembinaan akhlak di Panti Soial Bina Karya Wanita Harapan Mulia adalah untuk menumbuhkan kemampuan manusia yang normatif dan produktif serta mandiri, dan kemauan siswa binaan untuk membangun kehidupan yang lebih layak. Sehingga penyuluhan ini bisa memberikan bantuan atau pertolongan yang berbentuk pengarahan pada siswa binaan agar dapat memahami, mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh penyuluh pada siswa binaan. Pada dasarnya, penyuluhan agama ini diharapkan agar siswa binaan bisa mempunyai akhlak yang baik pada Allah, kepada lingkungan, dan pada dirinya sendiri untuk berperilaku dan berkata baik pada setiap ucapan yang keluar dari dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Yang menjadi objek penelitian ini adalah 1 orang penyuluh agama, serta yang menjadi objeknya adalah siswa binaan yang berjumlah 4 orang yang saat ini sedang dalam pembinaan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia Jakarta Barat. Pelaksanaan penyuluh agama dilakukan seminggu dua kali, oleh Ustadz Bahrudin. Metode yang digunakan Ustadz dalam pembinaan akhlak adalah metode pembiasaan, metode ceramah, metode kelompok, dan metode individual, penyuluhan sangat berperan dalam pembinaaan akhlak (WTS) baik kepada Allah, diri sendiri, keluarga dan masyarakat