Aplikasi dan kesesuaian akad take over kpr dengan syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Mangga Dua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme, prosedur dan akad apa yang dipakai dalam produk take over KPR dari bank konvensional ke bank Muamalat, dan untuk mengetahui apakah akad yang diterapkan oleh bank Muamalat sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI no. 31/DSN-MUI/VI/2002 yang menetapkan empat akad kombinasi untuk produk take over KPR. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan bahan pustaka dan wawancara kepada pihak bank Muamalat cabang mangga dua. Penulis menjelaskan bagaimana mekanisme produk take over KPR di bank Muamalat, dan berbagai akad yang ditetapkan oleh DSN-MUI dapat di pakai dalam transaksi take over KPR. Hasil penelitian menunjukkan : Pertama, mekanisme akad take over di Bank Muamalat cabang mangga dua memakai akad Qardh dan Murabahah, qardh adalah hutang yang diberikan kepada nasabah tanpa bank mengambil keuntungan, sedangkan murabahah, bank mendapatkan keuntungan diketahui dan disetujui oleh nasabah. Kedua, prosedur akad take over KPR memiliki persyaratan yaitu nasabah dapat mengajukan pembiayaan take over KPR apabila KPR di bank Konvensional sudah berjalan 1-2 tahun, bank Muamalat memiliki standar nasabah untuk dapat menganalisis data apakah nasabah layak untuk diberikan pembiayaan terutama dari segi jaminan yang dimiliki oleh nasabah. Ketiga, bank Muamalat Cabang mangga dua produk take over KPR memakai akad qardh dan murabahah, akad tersebut telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI, akan tetapi dilihat dari sisi keadilan kedua akad tersebut sama praktiknya dengan Bai? Al-Innah, yaitu dimana dalam akad produk take over KPR penjual menjual asset kepada bank syariah secara tunai untuk kemudian dibeli kembali secara tangguh, hal ini menyebabkan akad qardh dan murabahah perlu untuk ditinjau kembali. Maka akad yang sesuai untuk produk take over KPR adalah Musyarakah Mutanaqisah, akad musyarakah mutanaqisah hanya terjadi dua kali, jangka waktu dari akad musyarakah mutanaqisah lebih lama dibandingkan dengan akad qardh dan murabahah, dan asset yang diperjual belikan menjadi milik bersama bukan hanya milik bank. Karena itu akad musyarakah mutanaqisah lebih meringankan nasabah dalam melakukan transaksi take over KPR