Pola Komunikasi Kyai Dan Santri Dalam Metode Pembelajaran Amtsilati Di Pondok Pesantren Al-Matiin, Ciputat - Tangerang Selatan

Komunikasi merupakan bahasa universal yang dilakukan setiap manusia. Pola komunikasi menjadikan komunikasi antara komunikator dan komunikan bisa berjalan melalui tatap muka atau bahkan melalui simbol verbal. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional, tempat untuk mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang menerapkan pentingnya moral keagamaan. Disamping itu, kyai dan Santri merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam lingkup pesantren. Amtsilati adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat dan secara bahasa, kata ?amtsilati? bermakna ?contohku?. Penelitian ini cukup memperhatikan pola komunikasi Kyai dan Santri. permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini terkait pada bagaimana pola komunikasi antara Kyai dan Santri dalam metode pembelajaran Amtsilati di pesantren Al-Matiin, Ciputat Tangerang Selatan dan mengetahui penerapan metode pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-Matiin Ciputat Tangerang Selatan. Penulis dalam hal ini memakai teori, pola komunikasi bintang yang diterapkan oleh H.A.W Widjaja. Teori ini disebut juga all channel yaitu, semuanya berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada disisi mereka dan semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan memadukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang mencari fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan menggunakan jenis penelitian riset lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi kyai dan santri terjadi secara komunikasi Antarpribadi disaat kyai menguji santri dengan sistem hafalan dan setoran. Namun, yang lebih dominan adalah pola komunikasi kelompok kecil (small group communication) yaitu, hanya para santri yang memang mengikuti metode pembelajaran Amtsilati yang dilakukan pada waktu setelah shalat Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Shubuh masing-masing satu jam. Sehingga dalam sehari untuk belajar Amtsilati selama empat jam dan menggunakan teori pola komunikasi Bintang yang disebut juga sebagai jaringan komunikasi semua saluran (all channel), yakni semuanya berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada disisi mereka dan semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota. Dalam penerapannya, menggunakan sistem pembelajaran klasikal yaitu secara berkelompok, pengembangan konsep belajar tuntas yang terdiri dari materi Amtsilati jilid I sampai jilid V, dan waktu pembelajaran yang cukup