Hubungan Etika Kristen Dengan Politik Dalam Refleksi Teologi Santo Agustinus

Tujuan hidup manusia terletak dalam kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu telah datang di dalam Yesus Kristus. Dialah kepala kerajaan itu; keadaan-Nya sebagai Kepala masih tersembunyi. Ia menerima orang beriman, karena anugerah- Nya, dalam kerajaan-Nya dan makin dekat Kerajaan itu kepada kesempurnaannya, maka makin banyak yang Ia terima. Kini Kerajaan itu masih tersembunyi dan rakyat Kerajaan masih berada dalam kancah pergumulan, antara Kerajaan Allah dan Kerajaan dunia. Tetapi nanti, Raja yang masih tersembunyi itu akan tampak. Yesus Kristus datang kembali pada suatu hari nanti, hadir di dalam sejarah dan menjadi akhir sejarah. Akan datang suatu hari pengadilan, setiap keturunan manusia akan menghadap hadirat-Nya. Dunia akan lenyap, tetapi dunia baru, langit baru, bumi baru akan mendapat kebenaran. Itulah tugas dogmatika. Tetapi dalam hal hubungan etika haruslah ditanyakan, apakah isi hari kemudian itu secara etis. Hal ini dibicarakan dalam Alkitab di banyak tempat. Alkitab memberitakan bahwa anak-anak Allah akan menjadi sempurna, apabila Kerajaan Allah telah datang sesempurnanya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan etika teologi Kristen dengan politik, kemudian menjadikan tokoh Santo Agustinus sebagai bagian refleksi kajian etika teologi ini. Dikarenakan etika teologi Kristen bersandarkan pada pernyataan akan hadirnya Tuhan melalui cinta kasih-Nya. Perhatian Etika Kristen adalah hidup baru, yang akan dinyatakan di semua lapangan hidup dan akan mendapat pemenuhan di dalam Kerajaan Allah. Perjuangan untuk mencapai ketaatan kepada Tuhan di dalam lapangan ketatanegaraan tidaklah sia-sia. Kemenangan di dalam Kota Allah yang disebut negara Allah, dimana Allah sendiri yang mengatur segala-galanya dengan bijaksana dan adil