Pembagian harta bersama berdasarkan kontribusi dalam perkawinan ( analisis putusan No. 618 /Pdt.G/2012/PA.Bkt )

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim Pengadilan Agama Bukit Tinggi dalam memutuskan perkara harta bersama No. 618 /Pdt.G/ 2012/PA.Bkt. Ketentuan KHI pasal 97 menyebutkan �Janda atau duda yang cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan�, Akan tetapi Hakim Pengadilan Agama Bukit Tinggi yang memeriksa perkara gugatan tersebut tidak menerapkan aturan yang disebutkan oleh Kompilasi Hukum Islam terhadap bagian janda dan duda dalam harta bersama. Penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif analitik, yaitu dengan memaparkan, menggambarkan data secara sistematik sehingga data yang berhubungan dengan perkara pembagian harta bersama berdasarkan kontribusi dalam perkawinan, dapat dinilai secara objektif. Sumber data diperoleh melalui studi kepustakaan yang didukung dengan wawancara kepada hakim Pengadilan Agama Bukit Tinggi. Adapun pengelolaan bahan hukum dilakukan dengan cara deduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan yang konkret yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa majlis hakim dalam memutus perkara harta bersama tersebut majelis hakim tidak membagi sama banyak antara suami isteri, akan tetapi memutuskan harta bersama dibagi dengan ketentuan 1/3 (satu per tiga) bagian untuk Penggugat (suami) dan 2/3 (dua per tiga) bagian lagi adalah hak Tergugat (isteri). Dalam putusannya tersebut majelis hakim melakukan contra legem dengan mengesampingkan aturan KHI pasal 97. Adapun pertimbangan majelis hakim karena dalam persidangan majelis menemukan fakta-fakta bahwa pihak isteri mempunyai jasa atau kontribusi yang lebih banyak dari suami, isteri selain sebagai ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah sehingga memberikan double burden (beban ganda) bagi isteri. Adapun suami tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya. Dengan begitu sudah sepantasnya isteri mendapatkan bagian harta bersama yang lebih besar dari suam