Nilai moral hanafi dalam novel salah asuhan karya abdoel moeis dan implikasinya pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai moral, upaya pengokohan keyakinan peserta didik agar berbuat kebenaran, kejujuran, kebaikan, dan keindahan. Menanamkan nilai moral memerlukan usaha yang sungguh-sungguh mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sosiokultural tempat tinggal maupun tempat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang, karena adat yang berbeda juga mampu membentuk kepribadian seseorang. Melalui pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bermanfaat agar penerus bangsa ini mampu memiliki nilai moral sehingga menjadi insaninsan yang baik. Membaca karya sastra ialah untuk mencapai katarsis, suatu perasaan yang tenang dan lega, karena pembaca telah menemukan hakikat hidup dan pesan moral dalam suatu karya sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan pendekatan objektif yang menitikberatkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra, karena isi karya sastra menjadi sesuatu yang inti. Moral yang terdapat pada tokoh Hanafi dalam Novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis dapat dilihat pada tokoh Hanafi, ia berperilaku negatif seperti tidak bertanggung jawab, tidak dapat bersabar, tidak menjaga menjaga lisannya, Hanafi tidak memiliki kecerdasan emosi untuk mengendalikan emosi dan berani keluar dari kebangsaanya untuk diakui menjadi orang Eropa