Pengaruh imf terhadap kebijakan moneter indonesia saat krisis dan pasca keluar dari program Imf

Skripsi ini menganalisis mengenai pengaruh IMF terhadap kebijakan moneter Indonesia saat krisis dan pasca keluar dari program IMF (1997-2006). Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah mengetahui pengaruh IMF terhadap kebijakan moneter Indonesia saat krisis dan setelah keluar dari program IMF tersebut. IMF sering kali menggunakan LoI (letter of intent) dalam dalam mengambil untuk merealisasikan ataupun menunda paket bantuan keuangan kepada suatu negara (dalam hal. ini Indonesia). Setelah pada tahun 2003 perjanjian kerjasama Indonesia dengan IMF berakhir. Namun, kenyataannya utang Indonesia belum sepenuhnya lunas. Seharusnya, dengan telah keluarnya Indonesia dari program IMF, maka IMF sudah tidak dapat lagi mencampuri urusan perekonomian Indonesia. Terutama setelah tanggal 5 oktober 2006 Bank Indonesia telah melakukan pembayaran US$ 3,2 miliar, untuk melunasi seluruh pinjaman ke IMF. Penelitian ini menggunakan metoda penulisan bersifat kualitatif dengan mengandalkan data sekunder melalui proses studi kepustakaan, baik berupa buku, jurnal maupun artikel surat kabar . Penulis meneliti masalah IMF dengan menggunakan konsep power dan neoliberalisme, sehingga melalui analisa ini dapat dijelaskan pengaruh kuat IMF terhadap kebijakan ekonomi Indonesia. Dengan menggunakan konsep tersebut diketahui bahwa IMF memiliki pengaruh kuat dalam kebijakan Indonesia, baik pada saat krisis maupun Indonesia pada saat keluar dari program IMF. Selama masa krisis tersebut, Indonesia merasakan tekanan melalui mekanisme Letter of Intent (LoI) dan Conditionality. Namun ternyata secara tidak langsung kebijakan ekonomi Indonesia masih terpengaruh oleh IMF. Pengaruh tersebut dapat terlihat dari tetap tercantumnya privatisasi BUMN serta pengurangan subsidi BBM dalam RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) di tahun-tahun setelah Indonesia selesai dari Post Program Monitoring (PPM)