Persepsi dan respon masyarakat mengenai pernikahan usia dini: Studi Kasus pada masyarakat Desa Malang Nengah Kecamatan Pagedangan

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan telah menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini, sebagaimana kita ketahui pada pasal 7 undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1974. Mengenai batas usia perkawinan, tentunya yang penulis ketahui adalah apakah masih ada kesesuaian antara undang-undang dan perakteknya dalam masyarakat. Dalam skripsi ini menjelaskan persepsi dan respon masyarakat mengenai pernikahan usia dini, penelitian ini dilaksanakan terhitung dari tanggal 27 mei sampai tanggal 2 juni 2013 dengan cara menyebar angket atau kuesioner yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang tersetruktur terkait dengan pernikahan usia dini, data primer penelitian ini adalah angket yang tersebar sebanyak 95 angket dan responden yang diwawancarai ada dua orang yang pertama yaitu selaku tokoh masyarakat dan yang kedua selaku kepala desa, dan 3 orang pelaku pernikahan usia dini. Dalam penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu dengan cara survey dengan instrumen angket, studi pustaka dan wawancara sebagai pelengkap. Dengan metode analisis yaitu seluruh yang penulis peroleh dari angket, diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan analisis data. Dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik deskriptif yang akan di jelaskan dalam bentuk uraian dan tabel. Hasil penelitian Dari hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan, terlihat jelas bahwa respon masyarakat kelurahan/desa Malang Nengah tentang pernikahan usia dini sangatlah rendah hanya sebesar 51,57 % dari 95 orang yang penulis mintai jawabannya, memandang bahwa hal ini biasa terjadi, dan masyarakat lebih cenderung bersikap biasa-biasa saja terhadap kasus ini. Karena tidak ada kepastian hukum yang dapat menjerat pelaku pernikahan usia dini serta pernikahan usia dinipun menurut masyarakat merupakan bukan sebuah pelanggaran secara agam