Dakwah dan Politik; Kiprah dan Pemikiran A.Muhaimin Iskandar

Pasca keruntuhan rezim Orde Barn, dan lahirnya Orde Reformasi, banyak partai politik berlabel agama, termasuk Islam bermunculan. Partai-partai tersebut berlomba-Iomba mengumandangkan peIjuangan Islam di panggung politik Indonesia. Pergulatan menuju tahta kekuasaan pun semakin terlihat. Dengan memanfaatkan potensi kuantitas umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia, partai-partai politik mencoba melakukan pendekatan kepada para ulama untuk bisa searah beIjuang dengan mereka untuk membuat perubahan menuju tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. AI-hasil, Pemilu 1999 mengantarkan sosok kyai yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yaitu K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Our) sebagai presiden RI yang ke-4 menggantikan BJ. Hahibie. Den~an diangkatnya Gus Our sebagai sosok santri menjadi pemimpin negara, di harapkan bisa membuat citra baik Islam Indonesia di mata dunia. Naikuya Gus Our sebagai presiden menambah energi bagi PKB dan partai Islam lainnya. Terlebih ketika itu, seorang pemuda NU yang menjadi Sekum PKB, mampu membawa partai ini ke kancah persaingan partai-partai di parlemen dan pemerintahan, sehingga kiprah PKB semakin diperhitungkan. Sekretaris itu bernama Muhaimin Iskandar, yang kini menjabat ketua umum DPP PKB versi Muktamar Luar Biasa Ancol. Dalam kiprah politik Islam di Indonesia, penulis mencoba ingin mencari tahu, bagaimana pemikiran Muhaimin Iskandar, sebagai ketua umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa tentang politik Islam? Lantas apa yang bisa membedakan PKB dari partai-partai Islam lainnya? Politik Islam secara global adalah gerakan yang dilancarkan oleh individu, kelompok atau organisasi yang mempunyai tujuan politik atas nama Islam. Artinya, semua gerakan baik yang radikal, moderat atau liberal sekalipun, ketika mempeIjuangkan kepentingan politiknya mengatasnamakan Islam disebut dengan politik Islam. PKB yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebenarnya secara eksplisit menyatakan diri sebagai partai terhuka yang berasaskan Pancasila. Jauh hari sebelum pendirian PKB, NU telah m enyatakan diri setia pada Pancasila yang dianggap sebagai wahana terbaik untuk meJegitimasi perilaku politik dari organisasi. Lain halnya dengan partai lain, seperti PPP, PKS, PBB, dan lainnya yang memang Islam-Iah yang menjadi asas mereka. Metode penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian library research (penelitian kepustakaan) dan pendekatan sosiologis dan praktek bila dilihat dari segi keilmuan. Sedangkan teknik penulisan bersifat deskripitf analitis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.Dalam program-program politik yang ada dalam PKB, nampaknya banyak sekali kontribusi pemikiran tentang politik Islam yang beliau tuangkan demi terciptanya tujuan nasional yang terlampir pada pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, perlu kiranya utnuk diketahui pandangan Islam mengenai politik, khususnya di Indonesia. Ternyata sangat mungkin menanamkan nilai-nilai keagamaan pada kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan harns. Dengan begitu, politik memiliki hakikat nilai pesan yang sarna dengan nilai-nilai agama dan kebenaran. Setelah penulis melakukan penelitian dan analisa terhadap data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa dakwah yang dilakukan oleh Muhaimin Iskandar melalui karir politiknya, yaitu bagaimana nilai-nilai keagamaan, seperti nilai keadilan, HAM, dan konsep persatuan itu bisa masuk dalam kehidupan bernegara. Menurnt beliau, aIasan syariat Islam tidak diformalkan karena pada awaInya bangsa ini memang terbentuk karena kemajemukan. Berdasarkan rasa nasionalisme yang tinggi, para perancang dasar Negara secara sadar sepakat bahwa Negara ini adaIah Negara kebangsaan, yaitu bangsa yang religius, yang memberikan ruang terhadap ketuhana