Prevalensi obesitas sentral dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada usia di atas 20 tahun di kel.Tajur Ciledug tahun 2009

Obesitas merupakan masalah global yang tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Obesitas khususnya obesitas sentral berhubungan dengan beberapa penyakit kronik seperti, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Penelitian di Swiss tahun 2008 didapatkan hasil bahwa angka kejadian obesitas sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 30,6% dan 23,9%. Obesitas sentral meningkat dengan usia dan menurun dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada kedua jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, besar sampel 106 responden, berusia 21-80 tahun, dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang ditentukan berdasarkan kriteria Asia pasifik, dan informasi tentang riwayat paritas, status perkawinan, tingkat pendidikan dan usia dilakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral 74,6% (76 orang). Hasil analisis bivariat obesitas sentral meningkat dua kali lipat pada usia > 50 tahun (2,509; 95% CI; 0,783-8,044), dan wanita (2,526; 95% CI; 1,009-6,326). Prevalensi obesitas sentral lebih tinggi empat kali lipat pada yang sudah menikah (4,591; 95% CI; 3,172� 6,644) dibandingkan yang belum menikah dan tujuh kali lipat pada multiparous (7,25;95%CI;1,091�48,187). Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi obesitas sentral dipengaruhi oleh jenis kelamin, riwayat paritas, status perkawinan serta index massa tubuh