Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih pada remaja di SMK penabur Bintaro jaya kota Tangerang Selatan tahun 2011

Gizi lebih adalah berat badan yang relatif berlebihan dengan usia atau tinggi anak yang sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Keadaan gizi lebih pada remaja merupakan salah satu faktor resiko terhadap penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit hati, stroke dan beberapa jenis kanker. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMPK Penabur Bintaro Jaya pada bulan Juni 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang yang diambil secara acak mendapatkan hasil bahwa sebanyak 40% mengalami gizi lebih, 30% mengalami obesitas dan 30% berstatus gizi normal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMPK Penabur Bintaro Jaya, Kota Tangerang Selatan pada bulan Juni - Agustus tahun 2011. Sampel penelitian sebanyak 70 orang dari total populasi sebesar 256 orang siswa kelas VII dan VIII. Uji statistik menggunakan Chi Square untuk melihat adanya hubungan antara kedua variabel. Yaitu variabel pendidikan ibu, pendapatan orang tua, jenis kelamin, kebiasaan merokok, olah raga, waktu menonton tv dan bermain komputer/ game, konsumsi makan, kebiasaan makan dan body image yang dihubungkan dengan status gizi lebih. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang berstatus gizi lebih sebanyak 49 orang (70%) dan siswa yang berstatus tidak gizi lebih sebanyak 21 orang (30%). Dari hasil uji statistik, variabel yang berhubungan dengan status gizi lebih adalah kebiasaan konsumsi energi (Pvalue=0,027), kebiasaan konsumsi karbohidrat (Pvalue=0,014), kebiasaan konsumsi protein (Pvalue=0,001), kebiasaan konsumsi lemak (Pvalue=0,006), dan kebiasaan konsumsi fast food (Pvalue=0,001). Untuk memperbaiki status gizi siswa di SMPK Penabur Bintaro Jaya dapat dilakukan dengan cara pihak sekolah bekerja sama dengan pihak orang tua dan puskesmas untuk melakukan kegiatan pemeriksaan status gizi pada tiap awal semester baru untuk memantau status gizi siswa. Dapat pula melakukan penyuluhan tentang dampak gizi lebih kepada sisw