Hubungan Faktor Menstruasi, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 97 Jakarta Tahun 2015

Anemia merupakan salah satu masalah yang gizi yang disebabkan karena kekurangan kadar hemoglobin. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena masih dalam masa pertumbuhan dimana memiliki masalah menstruasi dan asupan makanan.Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 90 orang siswi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner mengenai menstruasi dan frekuensi makanan, pengukuran IMT menggunakan microtoise dan digital scale serta pengukuran anemia menggunakan metode Automated Hematology Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan 52,2% remaja putri di SMA Negeri 97 Jakarta mengalami anemia. 42,6% dengan anemia ringan, 48,9% anemia sedang dan 8,5% anemia berat.Sebanyak 80,0%remaja putri memilikirentang pola menstruasi 21-35 hari, 77,8%memiliki lama menstruasi≤7 hari, 61,6% memiliki IMT normal, 78,9% memiliki asupan zat-zat gizi tidak cukup, 64,4 memiliki asupan energicukup,82,2% memiliki asupan protein cukup, 86,7% memiliki asupan vitamin A cukup, 78,9% memiliki asupan vitamin C cukup, 65,6% memiliki asupan asam folat kurang, 58,9%memiliki asupan zat besi kurangdan90,0% tidak konsumsi suplementasi besi dan folat. Hasil analisis chi square tidak menemukan hubungan bermakna antara pola dan lama menstruasi, IMT, asupan zat-zat gizi, asupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, asam folat, zat besi serta konsumsi suplementasi besi dan folat. Peneliti menyarankan Puskesmas Jagakarsa untuk melakukan kegiatan penyuluhan mengenai anemia, menstruasi, status gizi serta edukasipemilihan makanan dengan gizi seimbang untuk siswa SMA Negeri 97 Jakarta