Pendidikan nonformal sebagai alternatif pembinaan anaj jalanan (studi kasus di yayasan Bina Insan Mandiri Depok)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pendidikan nonformal sebagai alternatif pembinaan anak jalanan di Yabim, melalui: cara atau strategi apa saja yang digunakan oleh Yabim dalam pembinaan anak jalanan, apa saja program pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh Yabim dan bagaimana tingkat keberhasilan Yabim dalam pembinaan anak jalanan. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang tidak dapat mengakses pendidikan dengan baik, dan fenomena anak jalanan merupakan sebagian kalangan yang tidak dapat mengakses pendidikan tersebut, sehingga membutuhkan alternatif pendidikan agar tetap dapat mengakses pendidikan yang layak. Disini pendidikan nonformal dapat dijadikan penolong bagi anak jalanan yang tidak mendapatkan pendidikan di pendidikan formal, karena pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal seperti yang telah tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok yang beralamat di jl. Margonda Raya No.58 Terminal Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan tentang fenomena-fenomena yang ada. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumen. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan Pendiri, Pengurus, Koordinator Divisi Pendidikan, tutur/guru, anak binaan dan alumni Yabim Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, terdapat tiga cara atau strategi yang digunakan oleh Yabim dalam pembinaan anak jalanan, yaitu: Melalui Rumah Singgah atau pondok master, berbasis jalan atau turun langsung ke jalan dan berbasis masyarakat atau melibatkan masyarakat dalam menyelenggarakan program pendidikan dan keterampilan. Kedua, program pendidikan yang diselenggarakan di Yabim, yaitu: jalur pendidikan formal terdapat jenjang SMP dan SMA terbuka karena Yabim bekerjasama dengan SMPN 10 dan SMAN 04 Sawangan Depok dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Sedangkan jalur pendidikan nonformal dengan mengusung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan pendidikannya menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA). Selain itu, pendidikan kecakapan hidup atau lifeskill seperti: sablon, salon, bengkel, music, computer, membuat kue, event organizer (EO), menjahit, elektro, dan service Handphone. Ketiga, tingkat keberhasilan Yabim dalam melakukan pembinaan terhadap anak jalanan tidak hanya dapat dilihat melalui study lanjut, jumlah prestasi yang pernah diraih dan keterserapan di dunia kerja melainkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, seperti: melakukan sholat 5 waktu, pola hidup bersih, dan mengurangi aktivitas di jalan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada Yabim untuk meningkatkan sistem pendataan atau databased yang lebih baik, mengoptimalkan pengorganisasian melalui job description, menjalin kerjasama dengan pihak spikolog untuk membantu penangaan anak binaan secara psikologis, dan mengadakan surat dokumen atau tanda bukti kemitraan dengan pihak lain untuk mempererat kerjasama yang dilakukan