Pengaruh reliusitas terhadap self-control mahasiswa UIN Sayraif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa merupakan generasi bangsa yang memiliki intelektual dan karakteristik yang kritis serta peranan kontrol sosial yang dapat dipertanggunjawabkan. Agama mengatur tingkah laku baik-buruk, secara psikologi termasuk dalam moral. Sehingga diharapkan adanya kesesuaian antara pengetahuan religiusitas mahasiswa dengan tingkah lakunya dalam mengontrol diri. Dengan mengetahui dimensi antara keduannya, diharapkan dapat bermanfaat untuk merumuskan kembali program mata kuliah dan peraturan-peraturan Universitas yang sekiranya membantu mahasiswa membentuk pribadi yang baik, agar tidak terjadi kembali kasus-kasus yang mencemarkan nama baik Universitas. Penelitian ini termasuk kategori non probability sampling. Bentuk sampling yang nonprobabilitas yang paling sering dipakai adalah convenience sampling. convenience sampling melibatkan penyeleksian responden terutama berdasarkan kesediaan dan kemauannya untuk merespons. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012 yang berusia antara 18 sampai 21 tahun (remaja akhir) Adapun jumlah sampel penelitian yaitu 200 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala yaitu skala Selfcontrol dan skala religiusitas. Pada skala Self-control terdapat 5 item yang valid sementara pada skala religiusitas terdapat 57 item yang valid. Analisis item terhadap ini dilakukan dengan pendekatan confirmatory factor analysis (CFA) Hasil analisis CFA untuk skala self-control, yang terdiri dari 30 item menghasilkan model yang fit, Begitu pula koefisien regresi. Hasil koefisien regresi hipotesis mayor bahwa kategorisasi skor religiusitas mahasiswa UIN secara keseluruhan berada pada kategori sedang dengan frequency 67.0%. Dari 200 mahasiswa, sedangkan kategori tinggi hanya 17.0% dan kategori rendah hanya 16.0%. sedangkan koefisien regresi hipotesis minor terdapat empat independent variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Self Control di antaranya; Religious/spiritual history, Commitment, Organization religiousness, Religous preference, yang memiliki pengaruh signifikan, sedangkan variabel lain seperti, Daily spiritual experiences, Meaning, Values, Belief , Forgiveness, Private religious practice, Religious/spiritual copying, Religious support tidak memiliki pengaruh yang ii signifikan. Hal ini berarti bahwa dari tiga belas hipotesis hanya terdapat empat yang signifikan. Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan baik dalam penulisan, metode penelitian, proses penelitian ataupun proses analisis datanya. Beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi individu ataupun instansi yang tertarik dengan penelitian ini, yaitu dengan melengkapi pengambilan data dengan metode tambahan dan menambah hasil data tambahan berupa perbedaan berdasarkan data demografis. Bila melihat hasil penelitian yang menunjukkan hubungan negative antara variabel, peneliti juga menyarankan pada pemangku kebijakan yang berada di kampus tegas dalam menjalankan peraturan