Ilokusi dalam naskah drama Zat karya Putu Wijaya dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

Penelitian ini mengkaji tindak tutur ilokusi dalam dialog drama Zat karya Putu Wijaya. Drama berkaitan erat dengan dialog, penutur sering menggunakan kalimat tersirat dalam menyampaikan tuturan. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih dalam fungsi kalimat tersirat yang ada dalam dialog drama tersebut maka dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi setiap tuturan menggunakan teori ilokusi yang dikemukakan oleh Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan ilokusi dalam dialog drama Zat karya Putu Wijaya serta implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Peneliti menggunakan teori J. R. Searle yang mengelompokkan ilokusi ke dalam lima fungsi, yaitu 1) asertif; 2) direktif; 3) ekspresif; 4) komisif; dan 5) deklarasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 804 dialog tuturan yang ada dalam naskah tersebut, ilokusi yang muncul yakni: 1) ilokusi asertif sebanyak 521 tuturan. 2) ilokusi direktif sebanyak 245 tuturan. 3) ilokusi ekspresif sebanyak 30 tuturan. 4) ilokusi komisif sebanyak 6 tuturan. 5) ilokusi deklarasi sebanyak 2 tuturan. Dari kelima jenis ilokusi tersebut fungsi yang dominan adalah asertif menyatakan, karena dalam dialog tuturan yang berfungsi untuk menyatakan selain digunakan untuk mengutarakan sesuatu juga digunakan sebagai informasi untuk memaparkan situasi atau keadaan yang terdapat dalam alur cerita di dalam naskah dram