Analisis framing pemberitaan polisi pemeras turis Belanda di Bali pada situs Republika Online dan Tempo.Co

Selama bulan April 2013 pemberitaan mengenai polisi pemeras turis asal Belanda menjadi sorotan media di Indonesia. Kejadian pemerasan yang dilakukan oknum polisi lalu lintas daerah Bali kepada seorang turis asal Belanda yang juga seorang jurnalis televisi di Belanda menjadi pusat perhatian banyak media. Transaksi pemerasan tersebut direkam oleh turis asal belanda kemudian diunggah ke jejaring sosial YouTube pada 04 April 2013. Imbasnya peristiwa ini menjadi pemberitaan yang ramai karena semakin mencoreng citra buruk kepolisian Indonesia. Kasus ini pun tidak luput dari perhatian berbagai media massa, tidak terkecuali Republika Online dan Tempo.Co. Tentunya Republika Online dan Tempo.Co membingkai kasus pemerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap turis asal Belanda ini dengan cara yang berbeda. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana Republika Online dan Tempo.Co membingkai berita pemerasan yang dilakukan oleh seorang oknum polisi kepada turis asal Belanda? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Proses penelitian kualitatif mengikuti proses induktif, dimana proses pengambilan kesimpulannya dari khusus ke umum. Paradigma dari penelitian ini, paradigma konstruktivis. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis wacana dengan menggunakan Framing Robert N. Entman dengan konsep: Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, danTreatment Recommendation. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial Berger dan Luckmann menjelaskan bahwa media melakukan konstruksi terhadap fenomenasosial di masyarakat dengan proses bingkai yang realitasnya terkadang tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Republika Online fokus membahas masalah pelanggaran moral yang dilakukan oleh polisi yang memeras turis di Bali nilai moral menjadi hal yang sangat digarisbawahi oleh Republika Online dan melihatnya dari segi moralitas sosial. Republika Online merekomendasikan kasus pemerasan polisi ini agar praktek 86 tidak hanya dalam tataran wacana saja. Tempo.Co melihat kasus ini kasus pemerasan Polisi terhadap turis asal Belanda ini tidak hanya menyorotinya dalam masalah moral saja tetapi juga masuk ke permasalahan hukum. Tempo.Co menilai Polisi Polantas ini yang menjadi penyebab masalah karena telah melanggar hukum Pasal 5 huruf a dan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian. Tempo.Co meminta kasus ini diproses secara hukum dan menghimbau kepada kepolisian lain untuk tidak meniru dan membuat jera polisi-polisi lain bahwa perbuatan pemerasan tersebut dilarang