Wacana kekerasan oknum TNI terhadap wartawan pada harian Republika Edisi 17 Oktober 2012

Pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan pada harian Republika kembali menjadi berita utama, tepatnya ketika terjadi peristiwa jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 milik TNI. Kejadian kekerasan tersebut berlangsung di lokasi jatuhnya pesawat. Salah satu oknum TNI yang datang secara tiba-tiba dalam lokasi kejadian langsung memukuli wartawan yang sedang meliput. Namun, hal ini merupakan upaya pengamanan wilayah sekitar tempat kejadian karena pesawat tempur yang jatuh dilengkapi peluru kendali (rudal). Kejadian kekerasan ini jelas melanggar UU Pers, namun disinyalir bahwa kejadian ini juga melanggar UU Keterbukaan Informasi Publik. Melihat persoalan di atas, maka muncul pertanyaan, bagaimana harian Republika membangun wacana kekerasan terhadap wartawan dalam berita �Oknum TNI AU Gebuk Wartawan� pada level teks? Bagaimana harian Republika membangun wacana kekerasan terhadap wartawan dalam berita �Oknum TNI AU Gebuk Wartawan� pada level kognisi sosial? Dan Bagaimana harian Republika membangun wacana kekerasan terhadap wartawan dalam berita �Oknum TNI AU Gebuk Wartawan� pada level konteks sosial? Wacana kekerasan terhadap wartawan menjadi menarik karena nilai berita yang terkandung dalam berita tersebut, yaitu adanya pelanggaran UU Pers yang dibarengi tindakan kekerasan terhadap wartawan dan kesamaan profesi yang menciptakan kedekatan emosional. Sehingga pemberitaan kekerasan terhadap wartawan diberitakan oleh media dengan menggunakan bahasa yang dapat menggambarkan kejadian sebenarnya dengan sudut pandang yang beragam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis wacana Teun A. Van Dijk. Teori ini memiliki tiga elemen penting, yaitu struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dan internet searching. Melalui tiga elemen ini, maka dapat ditemukan bahwa wacana pemberitaan kekerasan terhadap wartawan yang dibangun oleh harian Republika melakukan pemilihan kata dan penekanan terhadap makna teks berita. Secara kognisi sosial, terlihat bahwa wartawan mengajak masyarakat luas untuk mengecam aksi kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan oleh aparat TNI AU. Kemudian dilihat dari konteks sosial, wacana kekerasan ini berkembang di masyarakat Indonesia sehingga memunculkan aksi-aksi protes khususnya wartawan di sejumlah tanah air. Harian Republika juga mengidentifikasikan bahwa peristiwa kekerasan terhadap wartawan ini merupakan pelanggaran UU Pers. Sedangkan mengenai pelanggaran UU Keterbukaan Informasi Publik ini tidak terjadi karena peristiwa ini terjadi di depan semua orang, tetapi persoalan pesawat yang membawa rudal atau adanya kepentingan pemerintah yang dianggap rahasia tidak perlu diberitakan. Jadi, peristiwa jatuhnya pesawat layak untuk diketahui dan diinformasikan kepada masyarakat lua