Kontribusi Umar Ibn Khattab dalam bidang mawaris

Allah SWT telah menentukan bagian-bagian kewarisan secara pasti dalam al-Qur?an dan hadits Rasulullah SAW. Namun, seiring berjalannya waktu muncullah permasalahan-permasalahan kewarisan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan melihat konteks dalil semata. Misalnya pada masa khal�fah Umar Ibn Khattab muncul beberapa permasalahan, diantaranya masalah kekurangan harta, kelebihan harta, masalah gharrawain dan masalah musyarakah. Permasalahan-permasalahan kewarisan tersebut merupakan permasalahan yang memerlukan kehati-hatian yang ekstra dalam mengistimbathkan hukumnya, sebab masalah kewarisan adalah permasalahan yang menyangkut hubungan kekerabatan, yang apabila terjadi ketidakadilan dalam pembagiannya, akan berdampak negatif atau putusnya hubungan kekerabatan tersebut. Maka Umar Ibn Khattab tampil dengan memberikan/ menetapkan solusi serta hukum untuk setiap permasalahan tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana solusi dan keputusan Umar Ibn Khattab dalam menetapkan hukum dari permasalahan-permasalahan di atas melalui studi kepustakaan (Library Research) yang kemudian dideskripsikan dan dianalisis. Dalam masalah kekurangan harta, Umar Ibn Khattab menetapkan penyelesaiannya dengan cara �aul, yaitu kurangnya harta tersebut dibebankan kepada semua ahli waris sesuai kadar bagiannya. Sedang dalam masalah kelebihan harta, sisa harta tersebut dibagikan kembali kepada ahli waris sesuai kadar bagiannya masing-masing, cara ini kemudian dikenal dengan istilah radd Dalam masalah gharrawain, umar Ibn Khattab menjadikan bagian ibu 1/3 dari sisa (bukan dari keseluruhan) bertujuan agar prinsip lidzdzakari mitslu hadzdzil untsayain / bagian laki-laki dua kali bagian perempuan tercapai. Sedang dalam masalah musyarakah, Umar Ibn Khattab memberi hak yang sama antara saudara sekandung dengan saudara seibu dengan alasan tidak mungkin saudara sekandung yang pertaliannya lebih kuat dari saudara seibu tidak mendapat bagian karena kehabisan harta oleh saudara seibu