Pendidikan rohani dalam Syair Karya Jalaluddin Rumi

Manusia merupakan makhluk rohani. Karena dengan daya rohaninya manusia dapat mengenal Tuhan dan segala ciptaannya. Melalui kalbulah berpusat segala sikap dan perilaku manusia. Jika kalbunya bersih, maka keseluruhan perilakunya bersih. Sebaliknya jika kotor, maka keseluruhan perilakunya kotor. Kalbu yang mendapat cahaya akan memantulkan cahayanya pada akal. Oleh karena itu melalui pendidikan rohani, manusia akan semakin mampu menyadari dan mengenal dirinya. Orang yang mengenal dirinya niscaya mudah mengenal Tuhannya. Sebaliknya orang yang tidak perduli terhadapa rohaninya, niscaya tidak akan perduli tentang dirinya dan kemudian menjadi tidak perduli terhadap Tuhannya. Sebagaimana Rumi pernah berkata ?Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya?. Dengan daya rohaniah itulah manusia kemudian dapat menjadi makhluk yang memiliki keutamaan. Karena itu pendidikan rohani merupakan sesuatu yang sangat penting. Bagi sebagian kalangan khususnya pecinta syair, pecinta sastra dan kalangan sejarawan islam. Nama Jalaluddin Rumi pasti tidak asing lagi. Beliau adalah ulama besar sufi dan juga seorang penyair sekaligus pendiri tarekat Maulawiyah. Tarekat Maulawiyah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman sekitar tahun l648. Selama masa inilah Rumi menjadi seorang penyair. Baginya, meskipun ia diakui sebagai salah satu penyair terbesar Persia, puisi hanya suatu produk sekunder. Ia memandangnya tidak lebih dari suatu refleksi realitas batin yang besar dan merupakan kebenaran serta disebutnya sebagai refleksi dari cinta. Cinta terbesar, tuturnya, adalah keheningan dan tidak bisa diungkapkan dengan katakata. Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair yang diliputi perasaan cinta yang mengantarnya pada kefanaan ataupun penyaksian kesatuan. Sampai akhir hayatnya, Rumi tak pernah berhenti menari karena dia tak pernah berhenti mencintai Allah. Tarian itu juga yang membuat peringkatnya dalam inisiasi sufi berubah dari yang mencintai jadi yang dicintai. Baginya hanya Allahlah yang layak untuk dicintai