Faktor-faktor yang berhubungan dengan status menarche pada siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013

Menarche merupakan perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada remaja putri atau biasa disebut sebagai menstruasi pertama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan usia menarche kearah yang lebih muda. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaksiapan pada remaja putri, selain itu penurunan usia menarche dapat beresiko terhadap berbagai penyakit seperti anemia, kanker payudara serta membuat remaja putri lebih rentan terhadap masalah reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status menarche pada siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2013 - September 2013 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 yang merupakan seluruh siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square dan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21.2% siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013 telah mengalami menarche. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa persen lemak tubuh (p value 0.010), keterpaparan terhadap media elektronik dewasa (p value 0.048) dan usia menarche ibu (p value 0.024) memiliki hubungan signifikan dengan status menarche pada siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013. Sedangkan status gizi (p value 0.511), aktivitas fisik (p value 0.196), keterpaparan terhadap media cetak dewasa (p value 0.201), tingkat asupan energi, protein dan lemak (p value 0.431; 0.132; 0.889), status kerja ayah dan ibu (p value 1.000 dan 0.798) dan penghasilan orangtua (p value 0.113) tidak memiliki hubungan signifikan dengan status menarche pada siswi kelas 5 dan 6 SDN Depok Jaya II tahun 2013.Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya siswi diberikan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi dan pola hidup sehat sejak dini dengan melibatkan orangtua, pihak sekolah dan tenaga kesehatan setempat. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan siswi dalam menghadapi fase kehidupan selanjutnya dan sebagai bentuk pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi remaja seperti pergaulan bebas dan penyakit-penyakit lain akibat pola hidup tidak sehat