Penerapan kode etik jurnalistik persatuan wartawan indonesia (PWI) oleh wartawan infotainment cek & ricek

Salah satu program tayangan yang paling dinikmati oleh masyarakat adalah program infotainment. Setiap pekan tayangan infotainment menghabiskan durasi sebanyak 6370 menit. Infotainment yang menjadikan dunia selebritis sebagai komoditi sumber pemberitaan, terkadang tak lagi memperhatikan Kode Etik Jurnalistik dalam memperoleh berita. Narasumber seringkali didesak untuk memberikan pernyataan atas sebuah berita padahal mereka memiliki ruang pribadi serta hak untuk tidak mengeluarkan pendapat. Berdasarkan permasalahan di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana penerapan kode etik jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pasal 9 oleh wartawan infotainment Cek & Ricek? Apa sanksi yang diberikan oleh organisasi PWI bagi anggota yang melanggar kode etik? Dalam meneliti permasalahan ini, teori yang digunakan adalah teori etika yang merupakan bagian dari filsafat. Tugas dari etika ialah mencari ukuran baikburuknya tingkah laku manusia. Etika itu sebagai filsafat kesusilaan karena etika hendak mencari ukuran mana yang susila, itu artinya tindakan manusia manakah yang baik. Pendapat beberapa aliran filsafat mengatakan bahwa kehendak bebas itu tidak ada karena dalam setiap tindakannya manusia kena pengaruh dari luar. Determinisme adalah aliran yang mengingkari adanya kehendak bebas ini disebut dalam filsafat determinisme. Terdapat dua golongan determinisme yaitu, Determinisme Materialisme, yang berdasarkan hukum alam dan Determinisme Religious yang berdasarkan pendapat agama. Penerapan kode etik jurnalistik PWI terhadap wartawan infotainment penulis memandang menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui sejauh mana wartawan infotainment menerapkan kode etik jurnalistik dalam proses mencari, mengolah, dan menayangkan berita. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menjabarkan data-data yang telah didapat kedalam tulisan yang lebih luas dan mendalam. Dari analisa data yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi beberapa pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan infotainment Cek & Ricek dalam melakukan tugasnya. Pelanggaran yang terjadi dilapangan seperti, mengejar-ngejar narasumber hingga masuk kedalam mobilnya, memaksa narasumber untuk bicara padahal sudah ada kata �no comment� dari pihak narasumber yang mewakili untuk tidak mau berbicara kepada wartawan, berebut pertanyaan dan menciptakan suasan tidak tertib dalam melakukkan konferensi pers, hingga pemelintaran kata yang terjadi di meja redaksi