Posisi Saf Perempuan dalam Salat Berjama'ah: Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis

Islam melalui syariat yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW melalui wahyu dari Allah SWT telah meletakkan lelaki dan perempuan pada kedudukan mereka yang tersendiri. Salat dalam Islam merupakan perbuatan pelbagai pergerakan zahir dan batin. Ia tidak semata-mata ritual keagamaan, serta tidak hanya bertemunya antara lelaki dan wanita. Islam menggariskan beberapa peraturan untuk menentukan umatnya beribadah kepada Allah SWT secara tertib untuk mencapai kekhusyu�an dalam menunaikan ibadah kepada Allah. Barisan salat itu diatur berdasarkan petunjuk Rasulullah SAW, bukan semata-mata pendekatan kehematan tempat salat. Sebab, salat itu adalah sebuah bentuk ibadah ritual yang aturan serta ketentuannya tidak didasarkan semata-mata kepada pendekatan logika, melainkan hal-hal yang bersifat sakral. Dan satu satunya acuan yang boleh dijadikan referensi dalam aturan salat adalah praktek salat Rasulullah SAW. Beliau adalah pembawa risalah dari Allah SWT dan menjadi teladan dalam segala masalah. Terutama dalam masalah ritual seperti salat berjama�ah. Dalam peraturan menunaikan salat berjama�ah lelaki dan perempuan, Rasulullah bersabda : �Sebaik-baik saf bagi lelaki ialah saf yang pertama dan seburuk-buruknya saf yang terakhir, dan sebaik-baik saf bagi wanita ialah saf yang paling belakang dan seburuk-buruknya adalah saf yang pertama�. (HR.Ibnu Majah). Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kualitas hadis posisi saf perempuan dalam salat berjama�ah, baik ditinjau dari segi sanad maupun matannya. Karena untuk mengetahui kesahihan suatu hadis salah satunya mengetahui kredibilitas para periwayat, serta meneliti matan yang terkandung dalam suatu hadis tersebut, sehingga hadis tersebut bisa atau tidak dijadikan dalil