Tinjauan hukum Islam terhadap Peraturan Mahkamah Agung No.02 Tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Pencurian Ringan dan Denda dalam KUHP

Dari uraian yang telah penulis paparkan tentang tinjauan hukum Islam terhadap peraturan Mahkamah Agung (Perma) No.02 Tahun 2012 tentang penyesuaian batasan tindak pidana pencurian ringan dan denda dalam KUHP, maka banyak hal sebenarnya bisa ditarik kesimpulan. Namun, setidaknya penulis mencatat beberapa point penting yang menjadi inti dari bahasan skripsi penulis. 1. Hukuman bagi seorang pencuri dalam hukum Islam yaitu potong tangan. akan tetapi, harta yang di ambil merupakan milik orang lain dan tidak mengandung unsur syubhat dan telah mencapai batas nisab pencurian, apabila tidak mencapai batas nisab pencurian dan ada unsur syubhat di dalamnya maka di ganti dengan hukum takzir. Sedangkan dalam hukum positif itu diatur dalam pasal 362 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun. 2. Batasan dan sanksi terhadap seseorang yang melanggar hukum tindak pidana pencurian dalam KUHP setelah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No.02. tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Nominal Dalam Tindak Pidana Ringan, maka batasan dan sanksi seseorang melanggar hukum tindak pidana pencurian ringan yaitu Rp.2,5 juta. Sedangkan sanksi hukumnya hanya 3 bulan penjara, serta ketua pengadilan segera menetapkan hakim tunggal untuk memeriksa dengan pemeriksaan cepat yang diatur dalam pasal 205-210 KUHAP dan tidak bisa di kasasi. 82 3. Sedangkan dari tinjauan hukum Islam dengan dikeluarkanya PERMA no.02 tahun 2012 oleh MA dan menyesuaikan batasan nominal dengan mengikuti nilai emas sekarang. Menurut penulis ini merupakan langkah yang sangat tepat karena nilai nominal Rp.250 yang ada dalam KUHP sebagai batasan seseorang melanggar tindak pidana pencurian ringan sudah tidak relevan lagi dengan zaman sekarang dan itu sama halnya dalam konteks yang ada dalam Islam yang menjadikan mata uang emas Dinar dan dirham perak sebagai tolak ukur nisab pencurian