Keanekaragaman jenis burung pada petak hutan dengan berbagai ukuran di kawasan cikoneng dan Cibulao, Puncak-Jawa Barat

Fragmentasi menyebabkan hilangnya tutupan hutan dan menjadi awal mula hilangnya ekosistem secara kontinyu. Fragmentasi hutan menjadi ancaman besar bagi biodiversitas hutan termasuk bagi burung. Salah satu hutan yang telah terfragmentasi oleh penanaman teh ialah kawasan Cikoneng dan Cibulao, Puncak � Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung pada lima petak hutan sisa pada berbagai ukuran, dari 0,8 ha sampai 130 ha. Pencatatan data burung dilakukan menggunakan metode transek Emlen dengan ukuran 100 m x 40 m dengan tiga pengulangan pada tiap petak. Burung yang tercatat tergolong ke dalam 23 famili dengan 36 jenis. Kekayaan jenis burung dan ukuran luas petak hutan memiliki korelasi positif dengan nilai R2 = 0,678. Korelasi antara jumlah pohon dengan kekayaan jenis pun menunjukkan adanya korelasi positif dengan nilai R2 = 0,583. Hal ini menunjukkan kekayaan jenis burung bergantung tidak pada ukuran luas petak hutan, tetapi juga pada adanya vegetasi. Tidak ada pola umum pada distribusi jenis burung dan semua burung dapat ditemukan pada semua petak hutan sisa. Karena perbedaan sumber daya lingkungan, beberapa jenis burung hanya ditemukan pada petak hutan tertentu. Indeks kemerataan tertinggi yaitu 0,903 pada petak hutan Telaga Saat (0,8 ha) dan nilai indeks kemerataan terendah yaitu 0,842 pada petak Cibulao (130 ha). Indeks keanekaragaman tertinggi pada 2,806 pada petak Rawa Gede1 (25 ha) dan terendah ialah 2,503 pada petak Telaga Saat (0,8 ha)