Uji karakteristik bahan bakar mesin diesel (biosolar) hasil blending antara biodiesel (sawit curah, jelantah dan nyamplung) dengan solar

Bahan bakar solar yang digunakan di Indonesia sebagian besar masih diimpor dari negara lain. Untuk mengurangi impor bahan bakar solar, pemerintah mewajibkan untuk mencampur minimal 10% bahan bakar nabati (biodiesel) di dalam solar. Bahan bakar ini dikenal dengan istilah Biosolar. Karakteristik biosolar dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi masing-masing bahan pencampurnya. Penelitian ini menguji karakteristik biosolar dari pencampuran antara 3 jenis biodiesel (minyak sawit curah, jelantah dan nyamplung) dan solar dengan 6 variasi konsentrasi biodiesel, yaitu 5, 10, 15, 20, 30 dan 50% volume. Parameter yang diuji meliputi viskositas kinematik, angka asam, kadar ester, kadar air dan sedimen, stabilitas oksidasi dan titik nyala mengacu pada standar ASTM 7467-10. Proses pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak nabati dan metanol (40%-v) dengan katalis KOH (1% dari berat minyak) dan dilakukan pada suhu (65�C) dengan pengadukan 800 rpm selama 1 jam. Hasil analisa menunjukkan komposisi Biosolar yang memenuhi standar pada parameter yang telah ditentukan adalah B5, B10, B15, B20, B30 dan B50 untuk Biosolar dari sawit curah, B5, B10, B15, B20 dan B30 untuk Biosolar dari minyak jelantah dan B5 untuk Biosolar dari minyak nyamplung