Potensi limbah padat kelapa sawit sebagai repellent Aedes aegypti dan antibrowning

Telah dilakukan penelitian tentang potensi limbah padat kelapa sawit sebagai repellent Aedes aegypti dan antibrowning. Seiring dengan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit maka jumlah limbah kelapa sawit pun meningkat. Limbah padat, cair dan gas dari kelapa sawit dapat mencemari lingkungan, sehingga diperlukan metode penanggulangan untuk mengatasinya. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang terkandung di dalam limbah padat kelapa sawit dapat difermentasi anaerobik secara alami untuk menghasilkan enzim sampah yang digunakan sebagai repellent Aedes aegypti dan antibrowning. Indeks browning dan kadar polifenol diuji dengan metode spektrofotometri UV Vis, sedangkan uji repellent menggunakan metode Aedes aegypti. Hasil penelitian menunjukkan fermentasi memiliki rentang pH antara 3,54 hingga 4,15. Hal ini diduga karena terbentuknya asam-asam organik saat fermentasi. Asam organik dapat menghambat aktivitas enzim polifenol oksidase yang berperan dalam pencoklatan buah dan mengganggu reseptor penciuman serangga. Formulasi Serabut Kelapa Sawit (SKS) dan Bungkil Kelapa Sawit (BKS) memiliki potensi tertinggi sebagai antibrowning, dengan nilai indeks browning sebesar 0,037. Formulasi campuran antara Tandan Kosong Sawit (TKS) dan Serabut Kelapa Sawit (SKS) memiliki potensi tertinggi sebagai repellent Aedes aegypti, dengan persentase penolakan sebesar 79,76%