Stereotipe Perempuan Muslim Modern di Media Massa: Analisis Wacana Kritis terhadap Harian Republika

Media massa merupakan agen pembentuk wacana, tak terkecuali mengenai perempuan. Relasi media massa dan perempuan semakin kompleks ketika media massa bersegmentasi perempuan hadir sebagai wujud kebutuhan informasi perempuan modern. stereotipe perempuan modern pun dibentuk melalui media massa, tidak terkecuali media massa dengan segmentasi muslim. Hijabers Community hadir dan diwadahi oleh Republika dalam sebuah kolom yang merepresentasikan sosok perempuan muslim modern beserta bentukan stereotipe-nya. Bagaimana stereotipe perempuan muslim modern digambarkan dalam Harian Republika? Bagaimana posisi subjek-objek perempuan dalam teks? Bagaimana stereotipe berkembang dalam kondisi sosial patriarki? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis milik Sara Mills, dibantu dengan Analisis Wacana milik Gamson dan Modigliani untuk membedah teks. Teori yang digunakan dalam melihat Media Massa dan Stereotipe Perempuan Muslim Modern ini adalah Teori Media Feminist milik van Zoonen, bagaimana media massa berperan sebagai pembentuk stereotipe dan mensosialisasikan kesadaran palsu kepada pembaca. Berdasarkan hasil temuan penulis bahwa media massa bersegmentasi perempuan sekalipun masih bernafaskan budaya patriarki. Nilai-nilai yang diusung dalam wacana masih bercirikan patriarki dan lekat dengan label/stereotipe lama: feminin, lemah lembut dan mementingkan penampilan. Hal ini disebabkan teks akan selalu mengikuti konteks sosial, budaya dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Dan modernisme perempuan pun masih terjebak pada apa yang disebut Foucault sebagai fetisisme tubuh (pemberhalaan tubuh)