Kekuatan pembuktian saksi perempuan dalam sengketa hukum perdata (studi di Pengadilan Agama Bekasi)

Skripsi ini membahas tentang kekuatan kesaksian perempuan yang pada surah al- Baqarah: 282, antara perempuan dan laki-laki (2:1) dalam hal persaksian. Sedangkan, dalam hukum perdata masalah kesaksian perempuan tidak diatur secara spesifik jadi antara perempuan dan laki-laki tidak ada diskriminasi selama seorang saksi memenuhi syarat formil dan matriil maka kesaksiannya dapat dipertimbangkan oleh majelis hakim. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan saksi perempuan dalam sengketa hukum perdata di Pengadilan Agama. Skripsi ini menggunakan metode penggabungan dari penelitian normative dan empiris, dengan pendekatan studi deskriptif kualitatif. Sumber data primer berupa putusan Pengadilan Agama Bekasi berkaitan dengan pembuktian serta wawancara pribadi dengan hakim di Pengadilan Agama Bekasi. Selanjutnya setelah data terkumpul, penulis mengklasifikasikan data tersebut kemudian diolah dan dengan metode deskriptif analitis. Dan tekhnik penulisan skripsi ini berdasarkan pedoman penulisan skripsi Fakultas Syari?ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta. Kesimpulannya dari skripsi yang penulis tulis, bahwa dalam surah al-Baqarah: 282 yang mensyaratkan dua orang saksi perempuan sebagai pengganti seorang laki-laki, ketentuan tersebut bersifat konditional dan temporal bukan ketentuan yang bersifat universal. Sedangkan dalam hukum perdata, dikarenakan saksi perempuan tidak diatur dalam hukum acara Peradilan Agama maka hanya berlaku pada ketentuan yang ada bahwa saksi perempuan dan laki-laki setara, selama dalam hal persaksian memenuhi syarat formil dan materiil