Konsep al-Syakhsiyyah al-Sawiyyah dalam al-Qur`an Menurut Perspektif Muhammad �Utsman Najati

Istilah al-syakh?iyyah al-sawiyyah ( ??????? ?????? ) dalam al-Qur`an sebenarnya tidak ditemukan, sehingga untuk mengetahui konsepnya bisa merujuk pada istilah-istilah lain dalam al-Qur`an yang menunjukkan manusia yang ideal dan berkualitas. Konsep al-syakh?iyyah al-sawiyyah (kepribadian yang seimbang), istilah yang digunakan oleh Mu?ammad �Utsm?n Naj?t?, ini mempunyai arti kepribadian yang di dalamnya terdapat keseimbangan antara tubuh dan jiwa, dan terpenuhinya kebutuhan keduanya secara seimbang. Ketika keseimbangan antara kebutuhan fisiologi dan spiritual tercapai, maka terpenuhilah kepribadian manusia dalam citranya yang hakiki dan sempurna. Hal tersebut tidak terlepas dari pemahaman realitas semua faktor yang membentuk kepribadian, baik faktor fisiologi, spiritual, sosial, maupun kultural. Dalam unsur penciptaan manusia yang terdiri dari unsur materi dan ruh juga memberikan pemahaman bahwa antara keduanya terkadang terjadi konflik pkisis, yang mana dalam karakter penciptaannya terdapat kesiapan untuk berbuat baik dan buruk, kecenderungan mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya, menikmati kelezatan inderawi dan keinginan duniawi dan kecenderungannya meraih keutamaan, ketakwaan, cita-cita kemanusiaan yang luhur, beramal saleh, serta ketenangan jiwa dan kebahagiaan spiritual yang diwujudkannya. Maka penyelesaian yang paling ideal atas konflik tersebut adalah dengan mengkompromikan antara keduanya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan analisis teks. Dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terkait, maka dapat diketahui bagaimana konsep al-syakh?iyyah al-sawiyyah dalam al- Qur`an. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsep kepribadian yang seimbang dalam al-Qur`an yang mana seseorang bisa menyeimbangkan kebutuhan fisik dan psikisnya, yang memperhatikan tubuh, kesehatan, kekuatan, serta memenuhi berbagai kebutuhannya dalam batas yang telah ditentukan agama, dalam waktu yang bersamaan ia juga memegang teguh keimanan kepada Allah dengan melaksanakan berbagai ibadah, melakukan segala hal yang diridhai-Nya, dan menjauhi segala hal yang membangkitkan amarah- Nya