Karya tari ini bersumber pada cerita legenda kerajaan Prambanan tentang kisah Rara Jongrang dan Bandung Bandawasa yang berakhir tragis. Garapan ini mengambil tema kejujuran dan kesetiaan pada janji akan membuahkan hasil yang manis.Garapan ini berpijak pada tari tradisi gaya Surakarta dengan mengambil motif-motif yang sudah ada kemudian dikembangkan sehingga menghasilkan motif baru. Mode penyajian yang digunakan adalah simbolis representasional dengan tipe tari dramatari, iringannya menggunakan gamelan jawa laras pelog dan slendro yang dipentaskan do proscenium stage dengan menggunakan beberapa trap dan tata sinar