FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD KOTA SALATIGA

Latar Belakang: Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi dimana tidak dapat bernafas spontan sehingga dapat menurunkan O2 dan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Asfiksia neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen sebelumnya, selama atau setelah kelahiran sehingga bayi akan kekurangan oksigen dan akan berakibat fatal bagi janin karena dapat menyebakan kematian.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorumMetode Penelitian: Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan case study control dengan uji regresi logistik terhadap 352 orang responden (total sampling) dengan menganalisa lembar RM yang berada di RSUD Kota Salatiga.Hasil Penelitian: Faktor-faktor yang terbukti mempunyai hubungan terhadap asfiksia neonatorum adalah usia ibu yaitu dengan p-value 0,022 OR 1,593, usia kehamilan dengan p-value 0,000 OR 1,248, partus lama dengan p-value 0,000, perdarahan abnormal dengan p-value 0,014, Berat Badan Lahir (BBL) dengan p-value 0,000, jenis persalinan dengan p-value 0,728. Kemudian untuk yang tidak terdapat hubungan adalah preeklampsi/eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD), dan jenis persalinan, sedangkan varaiabel dominan dalam penelitian ini adalah perdarahan abnormal yaitu dengan p-value 0,014 dan OR 4,220Kesimpulan: Berdasarkan penelitian maka dapat di simpulkan bahwa dari ke 8 variabel terdapat 5 vaiarbel yang berhubungan yaitu (usia ibu, usia kehamilan, prtus lama, perdarahan abnormal) sedangkan yang tidak terdapat hubungan adalah preeklampsi/eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD), dan jenis persalinan, sedangkan varaiabel dominan dalam penelitian ini adalah perdarahan abnorma