ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR PREMATUR DENGAN FOKUS STUDI RISIKO IKTERIK NEPNATUS DI RUANG MELATI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR PREMATUR DENGAN FOKUS STUDI RISIKO IKTERIK NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTOAjeng Clara Oktania Kartika 1) (2019),Siti Mulidah, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes2), Ratifah, SST., M.Kes2)1)Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto2)Dosen Program Studi DIII Keperawatan PurwokertoJurusan Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Semarang Email : ajengclaraoktania@gmail.com ABSTRAK Latar belakang, kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umurkehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran premature meningkat dari 7,5% ( 2 juta kelahiran) menjadi 8,6% (2,2 juta kelahiran) di dunia. Kelahiran prematur disebabkan karena adanya masalah kesehatan ibu dan bayi, maka dari itu bayi dengan lahir prematur dapat menyebabkan hiperbilirubin. Hiperbilirubin adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin >5 mg/dL pada darah, yang sering ditandai oleh adanya ikterus. Pada bayi baru lahir, hiperbilirubinemia sering terjadi oleh karena kemampuan hati bayi yang masih kurang untuk melaksanakan bilirubin yang terus diproduksi. Metode, laporan kasus ini disusun menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang sistematis dan faktual. Hasil laporan kasus menunjukkan bahwa bayi prematur dengan risiko ikterik neonatus bayi tidak menunjukkan terjadi ikterik. Kesimpulan, tindakan asuhan keperawatan maternitas pada bayi prematur dengan risiko ikterik neonatus didasarkan pada proses pengkajian, menganalisis masalah keperawatan yang muncul, menentukan rencana tindakan, melakukan implementasi dan evaluasi. Saran,diharapkan penulis, rumah sakit dan keluarga dapat.Saran, diharapkan penulis mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam asuhan keperawatan sehingga tidak tejadi ikterik pada bayi. Kata kunci : keperawatan maternitas, prematur, risiko ikterik neonatus NURSING CARE FOR PREMATURE NEW BORNS FOCUSES ON THE STUDY OF THE RISK OF NEONATAL JAUNDICE IN MELATI WARD RSUD PROF. DR. MARGONO. SOEKARJO PURWOKERTO Ajeng Clara Oktania Kartika 1) (2019),Siti Mulidah, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes2), Ratifah, SST., M.Kes2)1)Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto2)Dosen Program Studi DIII Keperawatan PurwokertoJurusan Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Semarang Email : ajengclaraoktania@gmail.com ABSTRACT Background, premature birth is a birth that lasts at age 20 weeks pregnancy up to 37 weeks counted from the first day of the last menstruation. Premature births increased from 7.5% (2 million births) to 8.6% (2.2 million births) in the world. Premature births are caused by maternal and infant health problems, so babies with premature birth can cause hyperbilirubin. Hyperbilirubin is a condition where there is an increase in bilirubin levels> 5 mg / dL in the blood, which is often characterized by jaundice. In newborns, hyperbilirubinemia often occurs due to the ability of infants whose hearts are still lacking to carry out bilirubin that continues to be produced. Methods, this case report is prepared using descriptive methods, namely methods that aim to describe or describe events that are systematic and factual. The results of case reports indicate that premature infants with a risk of neonatal jaundice do not show jaundice. Conclusion, the action of maternity nursing in premature infants with the risk of neonatal jaundice is based on the assessment process, analyzing nursing problems that arise, determining the action plan, implementing and evaluating. Suggestions, it is expected that the writer, hospital and family can get it. Suggestions, the author is expected to be able to increase knowledge and skills in nursing care so that it does not occur jaundice in infants.Keywords: maternity nursing, premature, risk of neonatal jaundic