PENGARUH SHALAWAT SIMTUDDUROR DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE

Prevalensi kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Pada tahun 2018 sebanyak 92% perempuan berumur 12-25 tahun di Mesir mengalami dismenore. Sebanyak 55% perempuan produktif di Indonesia mengalami dismenore. Di Jawa Tengah sebanyak 56% perempuan mengalami dismenore. Pada tahun 2015 sebanyak 65,2% remaja di Kota Semarang mengalami dismenore.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh shalawat simtudduror dan kompres hangat terhadap intensitas nyeri dismenore. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experiment pretest-posttest with control grup design. Sampel penelitian ini yaitu sebanyak 23 responden untuk kelompok shalawat simtudduror dan 23 responden untuk kelompok kompres hangat. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu skala nyeri numeric rating scale (NRS). Data dianalisis univariat dan bivariat menggunakan uji wilcoxon dan Mann-Whitney.Rata-rata skor intensitas nyeri dismenore pada kelompok shalawat simtudduror menurun dari 2,96 menjadi 0,87, dengan selisih 2,09 kemudian didapatkan p-value 0,001< 0,05. Sedangkan pada kelompok kompres hangat rata-rata skor intensitas nyeri dismenore menurun dari 2,78 menjadi 1,3 dengan selisih 1,48 kemudian didapatkan p-value 0,001< 0,05. Setelah dilakukan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p-value 0,041 < 0,05.Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan pengaruh shalawat simtudduror dan kompres hangat terhadap intensitas nyeri dismenore. Selisih rata-rata skor intensitas nyeri dismenore kelompok shalawat simtudduror lebih tinggi daripada kelompok kompres hangat. Institusi tempat penelitian melalui pusat kesehatan pesantren diharapkan menerapkan shalawat simtudduror dan kompres hangat dalam menangani penderita dismenore