ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KABUPATEN GROBOGAN

Kabupaten Grobogan menduduki peringkat 2 dari 11 kabupaten/kota prioritas dengan prevalensi stunting yang tinggi di Jawa Tengah yaitu 54,97%. Pada tahun 2018 kasus balita stunting sebanyak 154 kasus. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah stunting yaitu intervensi spesifik gizi ibu hamil, peningkatan ekonomi keluarga, program keluarga harapan, program akses air bersih dan sanitasi, program edukasi gizi, dan akses pendidikan.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko status gizi balita, status gizi ibu, riwayat BBLR, riwayat ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, penggunaan air bersih dan sanitasi dengan kejadian stunting pada balita.Penelitian ini menggunakan retrospective study dengan desain case control. Sampel pada penelitian ini adalah 76 balita usia 24-59 bulan dengan 38 balita stunting dan 38 balita normal. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan faktor resiko kejadian stunting pada balita yaitu status gizi balita (p-value=0,000 OR=45,333), riwayat ASI eksklusif (p-value=0,000 OR=10,500), riwayat BBLR (p-value=0,020 OR=3,032), penyakit infeksi (p-value=0,000 OR=27,389), dan penggunaan air bersih dan sanitasi (p-value=0,000 OR=118,800). Sedangkan status gizi ibu bukan merupakan faktor resiko kejadian stunting (p-value=0,333).Dari hasil penelitian ini didapatkan yang paling berpengaruh terhadap stunting yaitu penggunaan air bersih dan sanitasi dan diharapkan masyarakat mengetahui penyebab kejadian stunting lain yaitu riwayat BBLR, status gizi balita, riwayat ASI eksklusif, penyakit infeksi serta mampu mencegah terjadinya stunting